Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Konferensi Musik Indonesia 2025 Ditutup, Hasilkan Rekomendasi Strategis untuk Ekosistem Musik Nasional

        Konferensi Musik Indonesia 2025 Ditutup, Hasilkan Rekomendasi Strategis untuk Ekosistem Musik Nasional Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 resmi ditutup setelah tiga hari penuh dilaksanakan diskusi, kolaborasi, dan pematangan gagasan. Penutupan yang dihelat di The Dome Senayan Park ini menjadi penanda komitmen kolektif seluruh elemen ekosistem musik nasional untuk melangkah bersama membangun industri musik yang lebih adil, berdaya saing, dan berkelanjutan.

        Penutupan ini menandai babak baru bagi dunia musik Indonesia, dengan menghasilkan rekomendasi strategis dan Deklarasi KMI 2025 yang menjadi dasar pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia. 

        Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, didampingi Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, bersama seluruh perwakilan ekosistem musik, mulai dari musisi, pelaku industri, komunitas, media, hingga regulator, naik ke atas panggung sebagai simbol soliditas dan kolaborasi lintas sektor.

        Suasana penuh kehangatan mewarnai momen penting ini sebagai penanda terbentuknya Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia, yang merupakan komitmen kolektif untuk melangkah bersama. 

        Wamenbud Giring menuturkan bahwa Konferensi Musik Indonesia telah bermuara pada lahirnya deklarasi yang memuat tiga keputusan penting. Pertama, pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik di Indonesia, yang akan menjadi wadah koordinasi lintas sektor.

        Baca Juga: Musik RI Berpeluang Besar Tembus Pasar Global, Menteri Ekraf Dorong Kolaborasi dengan Radio

        Kedua, Tim Kerja tersebut akan menyusun Analisis dan Strategi Tindak Lanjut atas seluruh rekomendasi hasil konferensi ini. Ketiga, dukungan penuh terhadap inisiatif Kementerian Hukum untuk membuat Instrumen Hukum yang Mengikat tentang Tata Kelola Royalti Hak Cipta di Lingkungan Digital (The Indonesian Proposal for a Legally Binding Instrument on the Governance of Copyright Royalty in Digital Environment). 

        Tim kerja tersebut akan mulai bekerja untuk menyusun strategi dan peta jalan implementasi dari hasil KMI 2025. Selain itu, seluruh peserta menyatakan dukungan penuh terhadap proposal Indonesia di WIPO yang mendorong pembentukan instrumen hukum internasional mengenai tata kelola royalti hak cipta di lingkungan digital, langkah penting dalam menciptakan keadilan global bagi negara-negara berkembang. 

        “Apa yang kita lakukan dan hasilkan selama tiga hari di Konferensi Musik ini bukanlah akhir. Tapi, adalah awal babak baru perjalanan industri musik kita. Kita berharap akan ada Peta Jalan Musik Nasional, sebagai arah kebijakan jangka panjang pemajuan musik Indonesia,” tegas Wamenbud Giring. Ia menegaskan komitmen negara untuk hadir secara aktif dalam memajukan kebudayaan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 dan UU Pemajuan Kebudayaan. 

        Disambut tepuk tangan dari seluruh perwakilan ekosistem musik, penutupan KMI 2025 memasuki momen puncaknya saat Wamenbud Giring membacakan Minutes of Conference, sebuah rangkuman hasil diskusi intensif selama tiga hari pelaksanaan konferensi.

        Dalam dokumen ini, tercantum rekomendasi strategis yang dirumuskan secara kolektif oleh para pelaku ekosistem musik, mulai dari musisi, pelaku industri, akademisi, komunitas, hingga regulator. 

        Rekomendasi tersebut meliputi pentingnya kolaborasi lintas pemangku kepentingan, mulai dari musisi, pemerintah, pelaku industri, akademisi, media, hingga platform digital, untuk membangun sistem yang lebih adil dan berkelanjutan.

        Sorotan juga diberikan pada perlunya reformasi kurikulum pendidikan musik di semua jenjang, yang menempatkan musik tradisi sebagai bagian utama, serta pengembangan infrastruktur digital seperti database musik nasional. Selain itu, musik religi didorong untuk tumbuh sebagai kekuatan budaya yang inklusif, melalui dukungan ekosistem yang lintas iman dan berkelanjutan. 

        Baca Juga: Konferensi Musik Indonesia 2025 Bahas Strategi Ekosistem Hiburan Berkelanjutan

        Rekomendasi lainnya mencakup reformasi tata kelola royalti yang lebih partisipatif, penyederhanaan regulasi perizinan pertunjukan, serta perlindungan sosial dan insentif fiskal bagi pekerja musik.

        Pemerintah juga didorong membangun venue pertunjukan berstandar internasional, mengoptimalkan ruang publik untuk aktivitas musik, serta mendukung riset industri event guna memperkuat kebijakan berbasis data.

        Penerapan regulasi seperti PP No. 24/2022, pengembangan sinergi antara musik dan pariwisata, kebijakan visa mobilitas kebudayaan, serta penyesuaian terhadap tantangan era digital termasuk penggunaan AI dan pembiayaan berbasis kekayaan intelektual, juga menjadi bagian dari agenda.

        Konferensi turut menekankan pentingnya standar nasional profesi musik yang lebih adil bagi seluruh pelaku, termasuk pekerja belakang panggung, sebagai fondasi ekosistem musik yang sehat dan berdaya saing. 

        Pada momen ini, Wamenbud Giring menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi seluruh peserta selama tiga hari penyelenggaraan konferensi. Ia menegaskan pentingnya melanjutkan perjuangan bersama untuk mewujudkan ekosistem musik yang sehat, adil, dan berkelanjutan.

        Dalam momen penuh refleksi tersebut, Wamenbud Giring juga menyebut nama almarhum Glenn Fredly sebagai sosok yang semangatnya terus hidup dalam perjuangan mewujudkan musik Indonesia yang bermartabat di rumahnya sendiri. 

        Penutupan dihadiri oleh perwakilan ekosistem musik, para musisi, dan pelaku industri. Mendampingi Wakil Menteri Kebudayaan, hadir Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra dan Direktur Bina Sumber Daya Manusia, Lembaga dan Pranata Kelembagaan, Irini Dewi Wanti. 

        Acara ditutup dengan pernyataan semangat "Konferensi Musik Indonesia, Satu Nada Dasar!" yang diteriakkan serempak, menggema sebagai simbol persatuan dan semangat kolektif. Sebagai penutup rangkaian, Wamenbud Giring bersama seluruh tamu undangan bergerak menuju area Pulau 1 Senayan Park untuk meresmikan Pasar Musik Jakarta Music Con 2025, sebuah inisiatif baru yang dihadirkan sebagai ruang terbuka bagi interaksi kreatif, apresiasi musik, dan pertumbuhan ekonomi berbasis industri musik. 

        Baca Juga: Hadirkan Talenta Musik Muda Berbakat, Krista Exhibitions Gelar SING OUT LOUD 2025 di PRO AVL Indonesia

        Dengan berakhirnya Konferensi Musik Indonesia 2025, tonggak baru telah dinyatakan untuk masa depan ekosistem musik nasional. Lebih dari sekadar forum diskusi, KMI 2025 menjadi wadah konsolidasi kekuatan lintas sektor untuk merumuskan arah, strategi, dan langkah nyata dalam memajukan industri musik Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.

        Melalui rekomendasi dan deklarasi bersama, para pemangku kepentingan menyatakan tekad untuk terus bergerak, berkolaborasi, dan menghadirkan kebijakan yang berpihak pada pelaku musik dari seluruh penjuru negeri.

        Dengan semangat satu nada dasar, KMI 2025 tidak hanya ditutup sebagai acara tahunan, tetapi dibuka sebagai gerakan bersama menuju ekosistem musik nasional yang lebih kuat dan bermartabat. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: