Kredit Foto: OctaFX
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) yang saat ini masih bersifat pilihan akan segera diarahkan menjadi pelajaran wajib di sekolah.
“Kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat tajam, sehingga peran perguruan tinggi sebagai mitra pendidikan sangat dibutuhkan,” ujar Abdul Mu’ti dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Jumat (17/10) malam.
Menurutnya, penguasaan teknologi menjadi bagian penting dalam membentuk generasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Karena itu, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan jangka panjang untuk memastikan kurikulum dan tenaga pendidik siap menghadapi perubahan tersebut.
Selain membahas penguatan kurikulum digital, Abdul Mu’ti membuka peluang bagi kampus Muhammadiyah-Aisyiyah untuk terlibat dalam penelitian kebijakan atau policy research terkait program pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan karakter dan kebiasaan belajar siswa. Ia menegaskan bahwa Kemendikdasmen terbuka untuk bermitra dengan perguruan tinggi dalam berbagai inisiatif yang relevan dengan arah pembangunan pendidikan nasional.
Baca Juga: Kemendikdasmen-Kemenhut Kolaborasi Tumbuhkan Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Dalam paparannya, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan keagamaan untuk mengawal reformasi pendidikan nasional. Ia menyebut saat ini Kemendikdasmen memiliki sejumlah program prioritas yang dapat dijalankan secara kolaboratif bersama PTMA. Program tersebut mencakup revitalisasi satuan pendidikan, peningkatan kualitas guru, penguatan pembelajaran mendalam, dan peningkatan kompetensi bahasa asing.
Revitalisasi satuan pendidikan tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik sekolah, tetapi juga pada pembenahan sistem manajemen, tata kelola, serta peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru. Tahun ini, lebih dari 16.100 sekolah direvitalisasi dengan anggaran mencapai Rp16,9 triliun, dan pemerintah berupaya menjaga capaian tersebut meski anggaran tahun depan sedikit berkurang.
Di bidang peningkatan kualitas guru, pemerintah telah menyiapkan 808 ribu kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) serta memperluas program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang mengakui hingga 70 persen pengalaman mengajar. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa tidak boleh ada guru yang terhenti kariernya hanya karena belum memenuhi syarat akademik.
Kemendikdasmen juga mendorong penerapan pembelajaran mendalam atau deep learning untuk memperkuat kapasitas pedagogik dan karakter siswa, serta menyiapkan pelatihan guru yang melibatkan perguruan tinggi. Ia menambahkan bahwa mulai tahun 2027, bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD, sehingga pelatihan guru bahasa Inggris menjadi prioritas utama.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa setiap kebijakan pendidikan harus berlandaskan kajian akademik yang kuat agar tidak sekadar bersifat administratif, tetapi menjadi rekayasa sosial yang membentuk karakter bangsa. Ia menambahkan bahwa masukan dan riset dari kampus Muhammadiyah-Aisyiyah sangat penting dalam memperkaya kebijakan tersebut.
“Pendidikan tidak hanya soal mencerdaskan otak, tapi juga membangun karakter dan nilai,” ujarnya.
Rakernas Forum Rektor PTMA 2025 yang diselenggarakan pada 16–19 Oktober di kampus UMM menjadi ajang refleksi dan konsolidasi kebijakan pendidikan nasional, sekaligus memperkuat kemitraan antara pemerintah dan jaringan kampus Muhammadiyah-Aisyiyah untuk mewujudkan pendidikan yang unggul, inklusif, dan berorientasi masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah