Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Bangga Kemiskinan di Indonesia Turun ke 8,47%, Pengangguran ke 4,67%

        Prabowo Bangga Kemiskinan di Indonesia Turun ke 8,47%, Pengangguran ke 4,67% Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kabar baik terkait kondisi ekonomi nasional.

        Ia mengungkapkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 8,47 persen, sementara tingkat pengangguran terbuka menurun hingga 4,67 persen.

        “Kita bersyukur juga angka kemiskinan turun ke 8,47 persen. Ini saya diberi tahu catatan oleh para pakar, ini angka terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia,” ujar Prabowo saat memimpin rapat kabinet satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Senin (20/10).

        Meski begitu, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh cepat berpuas diri.

        “Kita tidak boleh berpuas diri. Masih banyak rakyat yang perlu kita bantu, dan tugas kita belum selesai,” katanya.

        Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Anggaran LPDP Ditambah 13 Triliun

        Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyoroti penurunan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

        “Tingkat pengangguran terbuka turun ke 4,67 persen. Ini adalah terendah sejak krisis 1998,” ucapnya.

        Namun, ia mengingatkan bahwa angka tersebut tetap harus menjadi perhatian serius.

        “Sekali lagi kita tidak boleh puas, karena 4,67 persen dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar. Bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan seksama,” tutur Prabowo.

        Presiden juga menyinggung tantangan baru yang muncul akibat perkembangan teknologi.

        “Munculnya AI, ini membuat sekarang riset, faktor penelitian, lebih cepat luar biasa. Dan mungkin tidak membutuhkan lebih banyak pekerjaan di bidang itu,” katanya.

        Prabowo mencontohkan dampak otomatisasi di industri manufaktur global.

        “Munculnya robotik harus kita catat. Di Jerman, pabrik Volkswagen yang dulu 5.000 sampai 6.000 pekerja, sekarang hanya 30 orang — sisanya robot. Ini harus kita kerjakan,” tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Istihanah
        Editor: Istihanah

        Bagikan Artikel: