Kredit Foto: Istimewa
Citigroup (C) optimistis terhadap perkembangan dari stablecoin. Pihaknya yakin bahwa inovasi tersebut tak akan mengganggu ekosistem deposito bank hingga kapitalisasinya akan naik hingga menjadi US$1,9 triliun di 2030.
Citi mengatakan, stablecoin tumbuh seiring dengan pasar kripto yang lebih luas dan secara konsisten menyumbang lima sampai sepuluh persen dari total kapitalisasi pasar kripto. Dalam jangka pendek, pertumbuhannya kemungkinan akan bergerak sejalan dengan perkembangan pasar aset digital secara keseluruhan.
Baca Juga: BSI Gaet Mandiri Manajemen Investasi Hadirkan Reksa Dana Syariah Maslahat
Stablecoin merupakan mata uang kripto yang nilainya dipatok terhadap aset lain, seperti dolar atau emas. Aset ini memiliki peran penting dalam ekosistem kripto, terutama sebagai infrastruktur pembayaran dan sarana transfer lintas negara.
Citi menilai, dampak stablecoin terhadap deposito perbankan akan terbatas, meski dapat memengaruhi biaya pendanaan dan selera pemberian pinjaman. Bank membandingkannya dengan kemunculan reksa dana pasar uang pada 1980-an.
Lonjakan penggunaan stablecoin juga mendorong aktivitas dalam blockchain ethereum. Namun Citi memperingatkan dominasi jaringan tersebut dapat berkurang seiring penerbit stablecoin mengembangkan jaringan sendiri.
“Efek jaringan mungkin masih mempertahankan posisi Ethereum untuk sementara, tetapi dominasi itu tidak lagi terjamin,” tulis laporan dari Citi, dilansir Selasa (21/10).
Citi menilai fungsi penyimpan nilai (store of value) menjadi pendorong utama adopsi stablecoin, terutama di negara berkembang yang menghadapi inflasi tinggi atau kelemahan institusional. Namun, fenomena itu juga berpotensi mendorong permintaan dolar AS sekaligus memicu kebijakan pembatasan dolarasi.
Sementara itu, bank internasional tersebut menyoroti juga penggunaan stablecoin untuk pembayaran masih dianggap terbatas pada transaksi kecil.
Baca Juga: Ancam Ekonomi Rill, Inggris Pertahankan Batas Kepemilikan Stablecoin
Adapun Dolar Amerika Serikat (AS) tetap mendominasi pasar stablecoin, tetapi stablecoin berbasis euro mulai menunjukkan pertumbuhan dari basis yang kecil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: