Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Purbaya Tegaskan Utang Indonesia Masih Aman, Rasio di Bawah 40% PDB

        Purbaya Tegaskan Utang Indonesia Masih Aman, Rasio di Bawah 40% PDB Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan Indonesia masih memiliki kemampuan membayar utang luar negeri karena rasio defisit dan utang terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di bawah ambang batas internasional.

        “Kalau Anda belajar fiskal kan tahu rasio ukuran-ukuran satu negara bisa bayar utang seperti apa. Bayar mau atau mampu,” kata Purbaya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

        Ia menjelaskan, lembaga pemeringkat utang menilai kemampuan bayar suatu negara berdasarkan dua indikator utama, yakni rasio defisit terhadap PDB dan rasio utang terhadap PDB. “Defisit terhadap PDB berapa? 3%. Debt to GDP ratio yang dianggap aman 60%. Kita berapa? Defisitnya di bawah 3%, debt-nya di bawah 40%,” ujar Purbaya.

        Baca Juga: Purbaya Beberkan Strategi Pemerintah Tangani Utang Senilai Rp9.138 Triliun

        Dengan posisi tersebut, ia menilai kondisi fiskal Indonesia masih jauh lebih sehat dibandingkan sejumlah negara maju.

        “Lihat negara-negara Eropa semua mendekati 100%, sekarang Amerika ada 100% debt to GDP ratio-nya, Jepang 275%, Singapura gede banget. Jadi, dari ukuran itu harusnya saya aman. Jadi, ibu nggak usah terlalu panik,” tegasnya.

        Purbaya memastikan pemerintah akan menjaga disiplin fiskal agar rasio defisit APBN terhadap PDB tidak melampaui batas 3%, baik tahun ini maupun tahun depan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total utang pemerintah mencapai Rp9.138,05 triliun per akhir Juni 2025.

        Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$431,9 miliar pada Agustus 2025

        "Jadi saya akan jaga terus tahun ini, tahun depan. Nanti kalau kita sudah 7%, misalnya 7%, kita pertimbangkan, perlu nggak kita kurangi pajak, atau perlu nggak kita kurangi utangnya untuk nembus 8%,” ujarnya.

        Menurutnya, kebijakan fiskal yang hati-hati akan terus dijalankan untuk menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas makroekonomi.

        “Hitungannya sudah jelas di atas kertas, clear. Kalau saya sudah 7%, saya naikin sedikit, orang juga happy,” kata Purbaya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: