Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sistem Keamanan Siber Jadi Kunci untuk Raih Peluang Ekonomi Digital

        Sistem Keamanan Siber Jadi Kunci untuk Raih Peluang Ekonomi Digital Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keamanan siber dan ruang digital sangat vital untuk mendukung daya saing ekonomi kreatif berbasis digital. Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, mengatakan bahwa transformasi digital menjadi tulang punggung pengembangan sektor kreatif. 

        Hal itu disampaikan saat membuka National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 di Jakarta, Rabu (29/10). Acara yang tahun ini mengambil tema “Building Data Security Readiness Towards Economic Resilience” itu diselenggarakan PT Naganaya Indonesia Internasional bersama APTIKNAS, ADIGSI, WANTRII, GP Ansor, Kementerian Perindustrian, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN RI). 

        “Kemenekraf telah membentuk struktur organisasi khusus yang menaungi bidang teknologi dan digital, mencakup direktorat gim, aplikasi, konten digital, teknologi digital baru,” ucapnya.

        Ia menekankan pentingnya aspek keamanan digital. Seiring meningkatnya digitalisasi, ancaman keamanan siber di industri kreatif juga mengalami peningkatan. Karena itu, pihanya berkomitmen mendorong startup teknologi lokal untuk mengembangkan solusi keamanan siber.

        “Kami percaya bahwa keamanan siber mampu menjadi perisai yang melindungi inovasi dan industri kreatif nasional,” katanya.

        Riefky menyoroti kontribusi monumental sektor ekonomi kreatif yang telah menyumbang Rp1.500 triliun kepada PDB Indonesia dan menyerap 26,5 juta pekerja. Dengan capaian ekspor semester I 2025 sebesar US$12,9 miliar dan investasi sebesar Rp90,12 triliun, sektor ini menjadi primadona baru perekonomian nasional.

        Baca Juga: Khawatirkan RUU Keamanan Siber, Usman Hamid: Perlu Kajian Mendalam dan Partisipasi Publik

        "Transformasi digital bagi ekonomi kreatif bukan lagi sekadar adaptasi, melainkan sebuah evolusi ekonomi nasional. Dalam evolusi ini, keamanan siber berperan sebagai 'perisai' yang melindungi setiap inovasi, aset intelektual, dan transaksi digital di sektor kreatif. Inilah esensi dari membangun ekonomi Indonesia yang tangguh," ujarnya.

        Riefky pun menyampaikan visi besarnya agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen teknologi keamanan digital yang diakui secara global. 

        Sementara itu, Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn.) Nugroho Sulistyo Budi, menekankan bahwa di balik meningkatnya ancaman siber, terdapat peluang besar yang harus dimanfaatkan Indonesia. Ia menyampaikan optimisme terhadap peran transformasi digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

        "Indonesia berpotensi untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045 dengan penguasaan keamanan siber dan penguasaan teknologi digital secara tepat dan memanfaatkan digitalisasi di bidang ekonomi. Indonesia dapat meningkatkan PDB mencapai Rp22.500 triliun dibandingkan pertumbuhan GDP tanpa adanya transformasi digital. Inilah potensi fantastis yang tidak boleh kita sia-siakan, dan sekaligus menjadi alasan mengapa NCC 2025 merupakan platform strategis untuk menyinkronkan langkah-langkah pencegahan ancaman siber serta memperkuat fondasi digital kita," paparnya.

        Ia menegaskan komitmen BSSN untuk memperkuat perannya sebagai koordinator keamanan siber nasional dan terus menyokong serta mengadvokasi penyelenggaraan National Cybersecurity Connect di tahun-tahun mendatang. Dukungan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap peran krusial NCC sebagai wadah strategis dalam mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.

        Baca Juga: NCC Penting untuk Perkuat Ketahanan Siber dan Daya Saing Ekonomi Kreatif RI

        Sedangkan Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, membawa perspektif segar tentang kedaulatan digital. "Paradigma baru harus kita bangun: perang masa kini bukan dengan senjata fisik, tapi dengan penguasaan data dan ruang digital. Kedaulatan sebuah bangsa kini juga diukur dari kemampuannya menjaga ruang digitalnya agar tetap aman, beretika, dan produktif," tegas Addin.

        Ketua Umum APTIKNAS, Soegiharto Santoso, mengingatkan akan eskalasi ancaman siber yang kompleks dan masif sepanjang 2024, seperti serangan ransomware pada layanan kesehatan dan pelanggaran data di fintech, yang merupakan pengingat nyata bahwa setiap celah keamanan adalah ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik.

        "Oleh karena itu, NCC 2025 hadir dengan misi yang jelas: sebagai ruang kolaborasi, platform berbagi pengetahuan, dan katalis untuk aksi nyata dalam membangun kesiapan kolektif kita. Di forum inilah, kita mentransformasi tantangan menjadi peluang, dan kerentanan menjadi ketangguhan," kata Soegiharto Santoso yang akrab disapa Hoky.

        Forum NCSC 2005 mempertemukan pemerintah, industri, komunitas, dan generasi muda digital untuk memperkuat ketahanan siber nasional. Presiden Direktur PT Naganaya Indonesia Internasional, Aditya Adiguna, menambahkan pihaknya menargetkan lebih dari 5.000 peserta nasional dan internasional, serta dihadiri oleh ratusan praktisi, pembicara ahli, dan pemimpin industri dari berbagai sektor strategis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: