Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terapkan Etika Digital, Menkomdigi Ajak Alumni Undiknas Bijak Berteknologi

        Terapkan Etika Digital, Menkomdigi Ajak Alumni Undiknas Bijak Berteknologi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

        Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan pesan penting kepada generasi muda Indonesia mengenai pemanfaatan teknologi. Dalam orasi ilmiahnya pada Wisuda ke-99 Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) di Nusa Dua, Bali, Senin (03/11/2025), Meutya Hafid mengajak para lulusan untuk tidak hanya memiliki kecakapan teknis. Ia menekankan perlunya memastikan bahwa setiap penerapan teknologi tetap berlandaskan pada nilai kemanusiaan, empati, dan etika, menjadikannya pondasi utama dalam menghadapi era digital.

        Orasi ilmiah yang disampaikan dalam upacara wisuda Undiknas tersebut menjadi momen bagi Meutya Hafid untuk menyoroti dinamika perkembangan teknologi terkini. Ia secara khusus menyinggung kecepatan pesat perkembangan kecerdasan artifisial (AI), yang diyakini dapat memicu perubahan mendasar di berbagai aspek kehidupan manusia. Konteks ini menjadi penting mengingat para lulusan akan segera terjun langsung ke dunia kerja yang didominasi oleh inovasi digital.

        Lebih lanjut, Meutya Hafid menegaskan bahwa kemajuan teknologi yang pesat ini harus diimbangi dengan upaya serius untuk menjaga arah moral dalam proses digitalisasi. Menurutnya, tanpa adanya landasan etika dan nilai kemanusiaan, perkembangan tersebut berpotensi mengabaikan aspek-aspek vital kehidupan. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda, khususnya alumni Undiknas, untuk menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab dan menjadikan nilai-nilai moral sebagai kompas dalam memanfaatkan setiap kemajuan teknologi.

        Baca Juga: Kemkomdigi Luncurkan Tunasdigital.id, Panduan Orang Tua untuk Lindungi Anak dari Konten Negatif

        “Saya ingin mengingatkan tentang nilai-nilai, dan saya rasa Bali menjadi tempat yang paling tepat untuk menyampaikan ini. Ketika teknologi secanggih dan secepat kecerdasan artifisial hadir, kita harus menjaga agar tidak kehilangan arah moral,” ujar Meutya.

        Ia menyebut bahwa Bali, dengan tradisi dan budaya saling menghormatinya, menjadi simbol penting bahwa teknologi harus berjalan bersama etika.

        “Teknologi harus kita jalankan dengan berempati dan beretika. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, bukan menjadi penguasa atas manusia,” lanjutnya.

        Meutya menegaskan bahwa manusia tetap harus berada di posisi memimpin, bukan dikendalikan oleh perkembangan sistem teknologi yang semakin pintar.

        “Karena teknologinya pintar, maka kita juga harus lebih pintar. Kita harus terus meningkatkan kapasitas diri. Tidak berhenti belajar, beradaptasi, dan berinovasi,” tegas Meutya.

        Meutya juga menyampaikan bahwa perkembangan transformasi digital membawa peluang besar bagi Indonesia.

        Nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai lebih dari USD 90 miliar dan diproyeksikan meningkat hingga USD 360 miliar pada tahun 2030.

        Peluang tersebut, menurutnya, akan sangat ditentukan oleh kemampuan generasi muda dalam mengambil peran.

        “Potensi sebesar itu hanya bisa terwujud kalau anak muda terlibat aktif. Kalau kalian ikut membangun, maka masa depan kalian juga ikut naik,” ujarnya.

        Mengutip laporan World Economic Forum, Menkomdigi menjelaskan bahwa pada 2030 diperkirakan akan lahir 170 juta pekerjaan baru, sementara 92 juta pekerjaan lama akan tergantikan otomatisasi.

        Karena itu, Meutya mendorong lulusan untuk tidak takut pada perubahan yang dibawa oleh teknologi.

        “Akan ada pekerjaan yang hilang, iya. Tapi ada lebih banyak pekerjaan baru yang tercipta. Jangan takut pada AI. Kita harus adaptif dan mampu membaca peluang,” tutur Meutya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: