Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PGN Mulai Injeksi Biomethane dari Limbah Sawit ke Jaringan Gas Bumi

        PGN Mulai Injeksi Biomethane dari Limbah Sawit ke Jaringan Gas Bumi Kredit Foto: PGN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai membangun injection point di Pagardewa, Sumatera Selatan, sebagai bagian dari proyek strategis pengembangan Biomethane. Fasilitas ini akan menjadi titik di mana gas biomethane disuntikkan ke jaringan gas bumi agar dapat digunakan oleh rumah tangga, industri, sektor ritel, dan transportasi darat seperti halnya gas bumi konvensional.

        Direktur Utama PGN, Arief Kurnia Risdianto, menjelaskan proyek ini akan memperkuat portofolio energi terbarukan perusahaan. “Proyek Biomethane akan memperluas portofolio PGN di sektor energi terbarukan dengan menyediakan produk untuk dekarbonisasi. Selain itu, akan membuka peluang bagi PGN untuk mendapatkan pendapatan baru sekaligus memperkuat peran PGN dalam transisi energi serta mendukung pencapaian target ESG perusahaan,” ujar Arief, Kamis (6/11/2025).

        Baca Juga: PGN Gagas Operasikan 14 SPBG, Total Penyaluran 1,63 BBTUD

        Fasilitas Injection Point Pagardewa terdiri dari sistem Pressure Reducing System (PRS) yang juga dapat digunakan sebagai titik injeksi untuk sumber gas alternatif lainnya, seperti coalbed methane (CBM) dan stranded gas. Melalui titik ini, PGN menargetkan pasokan biomethane sebesar 1,2 BBTUD.

        Dalam proyek ini, PGN memanfaatkan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai bahan baku biogas. Biogas tersebut kemudian diolah menjadi biomethane dan dikompresi menjadi renewable natural gas sebelum diinjeksikan ke jaringan gas bumi yang sudah beroperasi. Setelah terinjeksi, biomethane dapat digunakan sebagai energi terbarukan dengan karakteristik serupa gas bumi.

        PGN menilai pengembangan biomethane penting untuk mengoptimalkan potensi Indonesia dalam memanfaatkan limbah organik menjadi energi bersih. Selain berkontribusi terhadap pengelolaan limbah yang berkelanjutan, proyek ini juga diperkirakan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29.688 ton-CO₂e per tahun dari konversi bahan bakar dan 204.867 ton-CO₂e per tahun dari penangkapan gas metana (methane capture) dari POME.

        Baca Juga: PGN Perkuat Fundamental Bisnis di Triwulan III-2025, Catat Pendapatan USD 2,9 Miliar

        “Di Pulau Sumatera terdapat banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan PGN telah memiliki jaringan infrastruktur gas bumi eksisting di wilayah tersebut, dalam hal ini Pipa Transmisi SSWJ dan Stasiun Kompresor Gas Pagardewa. Kehadiran biomethane diharapkan dapat menjadi langkah inovatif untuk meningkatkan ketersediaan energi ramah lingkungan dan energi terbarukan bagi masyarakat,” kata Arief.

        Baca Juga: SinaraFest 2025: Sinergi Perkebunan dan Perbendaharaan Dorong UMKM Naik Kelas

        Baca Juga: Prospek Pasar Bioemulsifier Sawit

        PGN berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju energi rendah karbon melalui diversifikasi sumber energi nasional. Biomethane diharapkan dapat memperkuat ketahanan pasokan gas domestik sekaligus mendukung pencapaian target bauran energi nasional dan tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: