Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahlil: Pemerintah Percepat 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp600 Triliun, Siap Jalan 2026

        Bahlil: Pemerintah Percepat 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp600 Triliun, Siap Jalan 2026 Kredit Foto: Dok. BPMI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah akan mempercepat penyelesaian 18 proyek hilirisasi strategis lintas sektor dengan total nilai investasi mencapai sekitar Rp600 triliun. 

        “Hari ini kami rapat dengan Bapak Presiden, khususnya membahas percepatan hilirisasi. Hilirisasi ini mencakup sektor perikanan, pertanian, energi, dan mineral batubara,” ujar Bahlil usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/11/2025).

        Menurut Bahlil, dari 18 proyek yang telah selesai tahap pra-feasibility study (pra-FS) dan telah dibahas bersama Danantara Group serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rosan Roeslani, seluruhnya ditargetkan rampung pada tahun ini. Dengan begitu, kegiatan konstruksi di lapangan diharapkan bisa dimulai pada 2026.

        “Tadi kami sudah membicarakan setelah pulang dari Cilegon, arahan Bapak Presiden adalah agar semua proyek ini selesai tahun ini, dan di 2026 langsung bisa mulai pekerjaan di lapangan,” jelasnya.

        Bahlil menuturkan, percepatan proyek-proyek hilirisasi ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat kemandirian industri dalam negeri melalui substitusi impor.

        “Dengan percepatan 18 proyek bernilai hampir Rp600 triliun ini, kita akan menciptakan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menghasilkan produk-produk substitusi impor,” katanya.

        Baca Juga: Prabowo Kagumi Bangsa Korea: Mereka Pekerja Keras dan Tangguh

        Salah satu fokus utama yang dibahas dalam rapat adalah proyek pengolahan gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME), yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG.

        “Kita tahu kebutuhan LPG kita saat ini sekitar 1,2 juta ton per tahun, dan pada 2026 konsumsi nasional bisa mencapai hampir 10 juta ton. Kita tidak bisa menunggu lama, kita harus segera membangun industri-industri dalam negeri,” ungkap Bahlil.

        Selain hilirisasi batubara, Bahlil juga menyebutkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan pembangunan sejumlah kilang minyak baru. Salah satu proyek kilang akan segera diresmikan pada 10 November mendatang.

        “Kita akan membangun kilang minyak kita. Kita tahu bahwa 10 November besok akan ada satu yang diresmikan, dan proyek-proyek lainnya akan segera berjalan,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Istihanah
        Editor: Istihanah

        Bagikan Artikel: