Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembangunan Infrastruktur Didominasi Jawa, Luar Jawa Makin Tertinggal?

        Pembangunan Infrastruktur Didominasi Jawa, Luar Jawa Makin Tertinggal? Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat menyampaikan bahwa saat ini ketimpangan investasi infrastruktur antara Pulau Jawa dan wilayah luar Jawa dinilai masih tinggi.

        Djoko Setijowarno, Akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua MTI Pusat, menilai arah pembangunan transportasi nasional masih terlalu Jawa-sentris.

        “Infrastruktur transportasi di Pulau Jawa sudah jauh lebih maju ketimbang di luar Jawa,” ujar Djoko, Senin (10/11/2025).

        Tercatat berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, total panjang jalan tol di Jawa mencapai 1.838 kilometer atau sekitar 59,4% dari total tol nasional 3.092 kilometer.

        Lebih merinci, Tol Trans-Jawa sepanjang 1.065 kilometer, ruas Tol Jabodetabek & JORR 379 kilometer, dan Tol Non-Trans Jawa 392 kilometer. 

        Baca Juga: BRI-MI Luncurkan KIK EBA Syariah Perdana, Dorong Pendanaan Infrastruktur

        Kini, konektivitas di Jawa makin lengkap dengan adanya tol dari Merak hingga Probolinggo dan jaringan rel ganda sepanjang hampir 5.000 kilometer.

        Namun sayangnya, menurut Djoko, kemajuan ini belum diimbangi dengan percepatan infrastruktur di wilayah lain.

        “Penting diingat, Indonesia adalah negara kepulauan, bukan daratan. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur dan transportasi tidak seharusnya hanya terpusat di Pulau Jawa,” tegasnya.

        Baca Juga: Menko AHY Tegaskan Infrastruktur Tentang Ciptakan Peluang Ekonomi Baru

        Ia menilai, adanya pembangunan infrastruktur harus berbasis pengembangan wilayah dan prinsip pemerataan, bukan hanya berdasar jumlah penduduk.

        Dengan adanya ketimpangan investasi ini berpotensi memperlebar kesenjangan ekonomi antarwilayah dan memperlambat pertumbuhan daerah di luar Jawa.

        Beberapa proyek besar seperti Kereta Cepat Jawa–Surabaya, kata Djoko, seharusnya dipertimbangkan ulang jika manfaatnya hanya terfokus di Pulau Jawa.

        “Percepatan pembangunan harus dialihkan ke wilayah di luar Jawa agar pertumbuhan ekonomi lebih merata,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: