Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak turun tipis pada perdagangan di Selasa (11/11). Ia memangkas kenaikan sesi sebelumnya setelah kekhawatiran kelebihan pasokan global menutupi optimisme atas kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintahan dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, harga minyak Brent melemah 0,2% menjadi US$63,93. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 0,2% ke US$60.
Baca Juga: Bahlil Lantik Wahyudi Anas Jadi Ketua BPH Migas Periode 2025–2029
Dari Negeri Paman Sam, penutupan pemerintahan yang menjadi terpanjang dalam sejarah tampaknya dapat segera berakhir setelah senat meloloskan langkah awal kompromi yang akan memulihkan pendanaan federal. Namun, waktu persetujuan akhir oleh kongres masih belum jelas.
Meskipun kemajuan menuju pembukaan kembali pemerintahan telah mendorong sentimen pasar secara umum, kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak mentah terus menahan harga.
“Seiring peningkatan produksi yang berlanjut, keseimbangan minyak global semakin menunjukkan sisi bearish, dengan permintaan yang juga menurun seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara konsumen utama,” tulis Analis Ritterbusch and Associates.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) menyetujui peningkatan target produksi sebesar 137.000 di Desember. Mereka juga akan menahan kenaikan pada kuartal pertama tahun depan.
Fokus pasar juga tertuju pada sanksi terbaru terhadap perusahaan minyak dari Rosneft dan Lukoil.
Sementara itu, volume minyak yang disimpan dalam kapal dilaporkan melonjak dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir di Asia. Hal itu akibat sanksi yang memperketat ekspor ke China dan India.
Baca Juga: Dirjen Migas : bP-AKR Bakal Pesan Lagi BBM Pertamina, Segini Kapasitasnya!
Menurut Ritterbusch, China akan menjadi salah satu faktor yang dapat menahan tekanan bearish pada harga minyak dengan seberapa jauh mereka akan menambah cadangan strategis dari pasokan dari Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar