Panel Surya Topang hingga 50% Operasional Listrik Primaya Hospital Karawang
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Primaya Hospital Karawang menjadi rumah sakit pertama yang mampu memenuhi hingga 50 persen kebutuhan listriknya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap. Pemanfaatan energi bersih ini diharapkan dapat menekan biaya operasional sekaligus mendukung komitmen rumah sakit terhadap keberlanjutan lingkungan.
CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali, menjelaskan bahwa kapasitas energi dari PLTS atap Karawang dapat menyalurkan daya yang cukup besar untuk operasional fasilitas kesehatan.
“Kalau lagi panas-panasnya, ini jauh bisa lebih tinggi. Jadi bisa setengah, 50 persen kebutuhan dari rumah sakit bisa ditutupi oleh tenaga surya,” ujar Leona saat peresmian PLTS Atap Primaya Hospital Karawang, Selasa (11/11/2025).
Baca Juga: Investasi PLTS Atap, RS Primaya Hospital Gandeng Xurya Daya Indonesia
Menurut Leona, energi yang dihasilkan panel surya digunakan untuk menunjang hampir seluruh kebutuhan listrik rumah sakit.
“Mulai dari lampu, AC, semua lift, utilities, sampai kamar pasien, alat-alat, CT scan, MRI, semua. Karena ini jadi satu, bukan per panel distribusi, tapi dari satu panel pusat yang digabung paralel antara tenaga surya dengan PLN,” jelasnya.
Leona menambahkan, pemasangan PLTS atap ini merupakan bagian dari ekspansi energi terbarukan di jaringan rumah sakit Primaya.
“Tahun ini Primaya menambah tiga panel surya. Kalau sebelumnya tahun lalu 17, sekarang kita 20 rumah sakit. Ke depannya kita masih bertambah terus dua sampai tiga rumah sakit per tahun,” katanya.
Baca Juga: Dua Rumah Sakit Primaya Kini Gunakan PLTS, Berhasil Tekan Biaya Operasional dan Tekan Emisi Karbon
Sementara itu, Vice President Commercial PT Xurya Daya Indonesia, Adhi Laksmanaputra, selaku mitra penyedia sistem PLTS, menjelaskan bahwa pemeliharaan panel surya dilakukan secara rutin untuk memastikan kinerja optimal.
“Antara empat kali setahun sampai satu kali setahun, tergantung kebutuhan. Kalau ada kebutuhan di luar itu, kami pun akan datang untuk membersihkannya,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya disiplin perawatan agar kapasitas serapan tenaga surya tidak menurun.
“Kalau perawatannya tidak dilakukan dengan benar, performanya bisa turun. Misalnya panel tertutup debu, itu akan mengurangi penyerapan tenaga surya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: