Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemitraan UMKM-Ritel Modern Dorong Usaha Menengah ke Bawah untuk Ekspor

        Kemitraan UMKM-Ritel Modern Dorong Usaha Menengah ke Bawah untuk Ekspor Kredit Foto: Unsplash/Fikri Rasyid
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan kemitraan antara usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ritel modern merupakan dorongan penting agar para pelaku usaha menengah ke bawah mampu meningkatkan kualitas produk dan daya saing, termasuk untuk tujuan ekspor. 

        Pasalnya produk UMKM yang berhasil masuk rtel modern berpeluang besar untuk menjajaki pasar ekspor.

        Baca Juga: Ekonomi Indonesia Siap Akselerasi, Kredit Diproyeksi Tumbuh di Atas 10%

        Mendag Busan menyampaikannya  saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi panel pada Puncak  Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 bertajuk “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global” di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa, (11/11/2025).

        “Kami ingin UMKM naik kelas dan bisa masuk ke pasar global. Ketika sebuah produk UMKM diterima di ritel modern, artinya produk ini sudah memiliki standar ekspor. Kami ingin usaha menengah ke bawah juga dapat menikmati ekspor, maka UMKM dan ritel modern kami ajak jalan bersama untuk mengisi pasar dalam negeri sekaligus go global,” kata Mendag Busan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Selasa (11/11).

        Selain menjadi indikator kesiapan ekspor, keberhasilan UMKM memasuki ritel modern juga nberkontribusi meningkatkan konsumsi produk lokal yang pada akhirnya akan membendung konsumsi produk-produk asing. Untuk menjadikan produk UMKM diminati konsumen di negeri sendiri, kuncinya ada pada kualitas produk UMKM itu sendiri. 

        “Kami ingin pengusaha besar, menengah, maupun kecil menikmati kue pembangunan bersama-sama. Hal ini sudah mulai berjalan dan terlihat dari banyaknya produk UMKM yang masuk ke ritel modern. Produk UMKM yang sudah masuk ke ritel juga menjadi salah satu cara membendung produk asing, tetapi syaratnya adalah produk UMKM harus berkualitas agar mampu bersaing,” ujar Mendag Busan. 

        Sementara itu, terkait rantai pasok domestik, Mendag Busan berharap investasi di bidang logistik dan distribusi terbangun merata di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur untuk memperkecil disparitas harga antarwilayah. 

        Oleh karena itu, pemerintah telah menggagas Program Gerai Maritim dan mendorong inisiatif perdagangan antarpulau. Mendag Busan pun melihat ritel modern sebagai bagian dari rantai pasok distribusi. Keberadaan ritel modern yang bersinergi dengan UMKM turut menjembatani rantai pasok domestik di berbagai wilayah dengan menyerap produk-produk lokal dan mendistribusikannya. 

        “Ritel modern yang tumbuh dan bersinergi dengan UMKM menjadi salah satu jembatan agar produk-produk dalam negeri dan UMKM terdistribusi secara nasional. Hal yang penting adalah ketika ritel modern berkembang, UMKM juga harus diperhatikan,” kata Mendag Busan.

        Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 menunjukkan kinerja yang tetap kuat. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,04 persen (y-o-y). Selain itu, neraca perdagangan mencatatkan surplus untuk 65 bulan berturut-turut dan pada triwulan III-2025 surplusnya mencapai USD 14,01 miliar. Catatan ini menandakan ekspor dan daya saing produk Indonesia tetap kuat. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: