Ekonomi Indonesia Siap Akselerasi, Kredit Diproyeksi Tumbuh di Atas 10%
Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dian Ayu Yustina menyatakan optimisme bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh di kisaran 5,0–5,1 persen pada 2025, seiring membaiknya sentimen global dan kebijakan domestik yang semakin ekspansif.
Menurut Dian, meski laju pertumbuhan ekonomi sempat melambat di semester I tahun ini, sejumlah indikator menunjukkan arah pemulihan yang positif menjelang akhir tahun.
“Pertumbuhan ekonomi di kuartal I sempat di 4,8–4,7 persen, tetapi di kuartal IV ekspektasinya akan lebih cepat. Secara keseluruhan, kami melihat tahun ini bisa mencapai 5–5,1 persen,” ujar Dian kepada awak media, Senin (10/11/2025).
Ia menjelaskan, akselerasi ekonomi pada paruh akhir tahun terutama didorong oleh membaiknya kondisi eksternal dan kebijakan moneter domestik yang propertumbuhan.
“Faktor utama yang akan mendorong ekonomi adalah perbaikan sentimen global. Konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok pada akhirnya akan mereda karena tidak menguntungkan bagi kedua negara untuk terus berada dalam ketegangan,” kata dia.
Baca Juga: Peran Strategis Industri Makanan dan Minuman dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Selain itu, lanjut Dian, kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang cenderung ekspansif turut memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menilai kebijakan tersebut berhasil menjaga kepercayaan konsumen dan meningkatkan aktivitas konsumsi masyarakat.
“Mandiri Spending Index kami pada Oktober sudah menunjukkan peningkatan. Artinya konsumsi mulai naik, dan ini akan menimbulkan efek berganda terhadap sektor bisnis,” ujarnya.
Menurutnya, kepercayaan konsumen (consumer confidence) menjadi faktor penting yang perlu dijaga agar pemulihan ekonomi berkelanjutan.
“Kalau persepsi dan rasa percaya diri konsumen tetap positif, mereka akan nyaman untuk melakukan pengeluaran dan investasi. Ini penting untuk menjaga momentum pertumbuhan,” jelas Dian.
Dari sisi korporasi, Dian menyebutkan kondisi fundamental masih solid dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah. Hal ini menandakan perbankan berada pada posisi sehat dan siap menyalurkan kredit lebih agresif tahun depan.
Baca Juga: Meski Ada Sinyal Pemulihan, Risiko Global Masih Bayangi Ekonomi Indonesia di Akhir 2025
Ia memproyeksikan pertumbuhan kredit bisa menembus di atas 10 persen pada 2026, didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi sektor riil.
“Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tetap ekspansif, serta stimulus seperti perpanjangan insentif pajak properti hingga 2027, kami cukup optimistis pertumbuhan kredit bisa terus meningkat,” ujar Dian.
Ia menambahkan, penguatan ekonomi juga diharapkan membuka lapangan kerja baru, termasuk bagi lulusan perguruan tinggi, terutama di sektor industri yang tengah dikembangkan pemerintah seperti semikonduktor.
“Kalau pertumbuhan ekonomi membaik, otomatis penyerapan tenaga kerja juga akan lebih baik,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement