Kredit Foto: SMIL
PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menargetkan pendapatan sebesar Rp600 miliar pada 2026, didorong oleh peningkatan recurring income dari sektor pertambangan.
Langkah ini menjadi strategi utama perusahaan untuk memperluas basis pendapatan di luar bisnis transportasi dan logistik.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2025, SMIL mencatat pendapatan sebesar Rp325,44 miliar, naik dari Rp267,86 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Kinerja positif ini menjadi pijakan perusahaan untuk mengakselerasi pertumbuhan pendapatan tahun depan.
Direktur Utama SMIL Hadi Suhermin menjelaskan bahwa target pendapatan Rp600 miliar akan didukung oleh lonjakan permintaan jasa penyewaan alat berat di industri tambang batubara.
Baca Juga: SMIL Bukukan Laba Rp77,94 Miliar hingga Kuartal III 2025
“Kami melihat ceruk pasar yang besar pada jasa penyewaan alat berat di kawasan tambang. Batubara masih menjadi pilar utama ketahanan energi nasional,” kata Hadi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11/2025).
Untuk memperkuat ekspansi tersebut, SMIL resmi memperluas lini usahanya ke sektor pertambangan melalui skema joint operation bersama sejumlah mitra strategis di bawah payung Sarana Cipta Minergi. Dalam kemitraan ini, perusahaan menggandeng PT Barakara dan PT ATOZ yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Sarana Cipta Minergi memegang 40% kepemilikan saham operasional dalam struktur kerja sama tersebut. Sementara itu, SMIL berperan sebagai penyedia alat berat utama, mencakup dump truck, excavator, dozer, dan peralatan pendukung lainnya yang dibutuhkan di lapangan.
Baca Juga: Emiten Grup Bakrie (BUMI) Rampungkan Akuisisi 100% Saham Perusahaan Tambang Australia
Tambang baru yang dikelola dalam skema joint operation ini berlokasi di Painan, Sumatra Barat. Proyek tersebut menargetkan produksi awal 200.000 metrik ton batubara per bulan dan memiliki potensi peningkatan hingga 500.000 ton setiap bulannya. Batubara yang ditambang memiliki kualitas tinggi dengan kadar kalor (GAR) mencapai 7.000 kkal.
Hadi menambahkan, kontribusi SMIL dalam proyek ini difokuskan pada penyediaan armada alat berat dengan kapasitas operasional setara 4 juta ton per tahun.
“Penyediaan alat berat di tambang akan meningkatkan utilisasi armada kami secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi SMIL dalam rantai pasok pertambangan nasional,” ujarnya.
Melalui ekspansi ini, SMIL menargetkan tambahan recurring income yang signifikan untuk memperkokoh struktur pendapatan perusahaan di masa mendatang. Strategi tersebut sekaligus diharapkan mampu menjaga stabilitas bisnis di tengah fluktuasi pasar transportasi dan logistik nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: