Transaksi Kripto Oktober Naik Tipis 1,73%, Triv Sebut Dana Beralih ke Instrumen Ini
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Nilai transaksi aset kripto nasional per Oktober 2025 hanya tumbuh tipis 1,73% secara tahunan menjadi Rp49,28 triliun. Pertumbuhan yang melambat ini diduga terjadi karena sebagian investor memindahkan aktivitas perdagangan mereka dari pasar spot ke kontrak berjangka (futures).
CEO Triv, Gabriel Rey, menjelaskan bahwa pergeseran ini menjadi salah satu faktor yang menahan laju pertumbuhan nilai transaksi.
“Jadi mungkin ada beberapa nasabah yang memilih memindahkan trading volume-nya dari spot ke futures,” ujar Rey di sela-sela peluncuran Beasiswa F.I.R.E, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, perlambatan tersebut tidak mengindikasikan penurunan minat terhadap aset kripto. Ia menilai data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terbatas pada pasar spot, sehingga belum mencerminkan keseluruhan aktivitas industri.
Baca Juga: MEXC-Triv Gandeng 11 Kampus Luncurkan Beasiswa Blockchain Nasional
Sebagai informasi, berdasarkan data OJK, nilai transaksi aset kripto pada Oktober mencapai Rp49,28 triliun, naik 27,6% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp38,61 triliun. Namun, secara tahunan, pertumbuhan hanya mencapai 1,73% dibandingkan Oktober 2024 yang senilai Rp48,44 triliun. Secara kumulatif, nilai transaksi sepanjang Januari–Oktober 2025 tercatat Rp409,56 triliun.
Kondisi pasar yang kurang stabil juga dipengaruhi oleh gejolak global. CEO CryptoWave, Goldwing Halim, menuturkan bahwa pasar kripto internasional mengalami guncangan besar pada 11 Oktober 2025, dengan nilai liquidation mencapai lebih dari US$17 miliar. Ia menyebut peristiwa itu sebagai “likuidasi terparah sepanjang sejarah pasar kripto”.
Baca Juga: TRIV Luncurkan Fitur Dynamic Leverage, Maksimalkan Potensi Cuan Investor
“Tentu dampaknya ke masyarakat Indonesia juga banyak. Banyak dari investor ataupun trader kripto yang juga mengalami kerugian, menjadi salah satu korban dalam krisis terbesar tersebut,” ujar Halim.
Meski demikian, ia menegaskan pihaknya terus memberikan edukasi gratis kepada publik untuk membantu investor memahami penyebab krisis dan cara memulihkan kondisi portofolio mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: