- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
KAPPI Gelar Jamboree Petani Kopi di Lampung, Dorong Petani Produksi Robusta 3 Ton per Hektare
Kredit Foto: Istimewa
Dalam dunia kopi global, Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat sebagai penghasil kopi terbesar, di belakang Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Meskipun demikian, pada kategori kopi robusta, Indonesia masih tertinggal dari Vietnam, yang telah menjadi produsen utama dengan mayoritas hasil panennya adalah robusta.
Kesenjangan ini diperparah oleh rendahnya produktivitas. Rata-rata hasil robusta di banyak perkebunan rakyat Indonesia hanya berkisar 0,7 ton per hektare, angka yang jauh di bawah potensi maksimalnya. Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa masalahnya tidak hanya terletak pada jumlah panen, melainkan pada perbedaan mendasar dalam sistem pengelolaan perkebunan.
Di Vietnam, banyak perkebunan beroperasi dengan sistem terpadu yang didukung oleh penelitian yang solid dan kemudahan akses ke pendanaan. Sebaliknya, mayoritas perkebunan robusta di Indonesia adalah milik petani kecil yang sering kali menghadapi berbagai hambatan, seperti keterbatasan modal, minimnya akses teknologi, dan kurangnya pelatihan yang memadai.
Baca Juga: Kemendag Dongkrak Konsumsi Kopi Indonesia di Korea Selatan
Kondisi ini membuat peningkatan produktivitas menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi sektor kopi nasional. Menjawab tantangan tersebut, Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian Indonesia (KAPPI) mengusung misi besar untuk mengembalikan kejayaan robusta Indonesia melalui semboyan "Semangat Untuk Indonesia".
Salah satu langkah strategisnya diwujudkan melalui Jamboree Petani Kopi di Provinsi Lampung yang menjadi gerakan kolektif untuk memperkuat kapasitas petani dan meningkatkan hasil panen kopi robusta. Melalui program pendampingan lapangan, KAPPI bersama pendamping petani Karjo Matajat dan komunitas KOPISTA telah mendorong peningkatan hasil dari rata-rata sekitar 0,7 ton menjadi 2 ton/hektare, dengan target optimistik mencapai 3 ton/hektare.
“Kami ingin menegaskan bahwa keberhasilan peningkatan hasil panen dimulai dari kebun, dari petani sendiri. Dengan pemangkasan yang tepat waktu, pemupukan sesuai dosis serta manajemen cabang produktif yang baik, target 3 ton/hektare sangat bisa dicapai,” ujar Karjo Matajat, pendamping petani kopi Lampung dan penggagas gerakan PROMIN3TON.
“Mulai tahun 2026, kami bertekad menjadikan Lampung sebagai barometer produktivitas kopi rakyat Indonesia yang maju, berilmu dan berdaya," lanjut Karjo menambahkan.
Lampung memiliki arti penting dalam upaya meningkatkan produktivitas robusta nasional. Sebagai salah satu sentra kopi robusta terbesar di Indonesia, provinsi ini memiliki kondisi agroklimat yang ideal serta sejarah panjang dalam perdagangan kopi rakyat.
Struktur lahan yang didominasi oleh petani kecil menjadikan Lampung lokasi strategis bagi pelaksanaan program pelatihan dan pendampingan intensif karena dampaknya dapat langsung terasa ditingkat akar rumput. Melalui Jamboree Petani Kopi Lampung, KAPPI menegaskan bahwa peningkatan produktivitas hanya dapat dicapai melalui sinergi edukasi, riset dan kolaborasi.
Para petani mengikuti sesi praktik lapangan yang berfokus pada penerapan Sustainable Farming, mulai dari pemangkasan tepat waktu, pemupukan berimbang hingga perawatan cabang produksi agar panen berikutnya mencapai hasil optimal. Langkah-langkah ini menjadi tonggak perubahan menuju sistem pertanian kopi yang terukur dan berkelanjutan.
Dari Lampung semangat ini diharapkan menyebar ke seluruh nusantara membangun keyakinan bahwa kopi robusta Indonesia mampu bersaing bahkan melampaui Vietnam.
“Apa yang dilakukan para petani di Lampung membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah. KAPPI berkomitmen memastikan keberhasilan seperti ini dapat direplikasi di daerah lain,” ujar Roby Wibisono, Penanggung Jawab KAPPI.
Kopi Indonesia bukan hanya soal cita rasa tetapi juga tentang kesejahteraan petaninya. Melalui edukasi, riset dan diplomasi, kami ingin memastikan bahwa petani mendapatkan akses ilmu dan modal yang layak agar Indonesia kembali disegani sebagai negara penghasil kopi unggulan di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: