Kredit Foto: Azka Elfriza
Ekonom dan Guru Besar FEB UI, Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, memproyeksikan inflasi Indonesia berada di kisaran 3% pada 2026. Stabilitas tersebut dinilai akan menjaga daya beli masyarakat terhadap premi asuransi serta menopang konsumsi rumah tangga sebagai motor utama perekonomian.
“Inflasi nanti tetap terjaga ya di 3%. Jadi ternyata international commodity prices juga relatif lebih kondusif sehingga inflasi kita bisa tetap stabil,” ujarnya dalam Konferensi Pers Zurich Indonesia, Kamis (27/11/2025).
Telisa menjelaskan bahwa tekanan geopolitik global yang mulai mereda serta harga komoditas internasional yang bergerak lebih terkendali menjadi faktor utama yang memperkuat prospek stabilitas inflasi tahun depan. Kondisi tersebut diperkirakan menjaga harga pangan dan energi tetap terjaga, sehingga konsumsi rumah tangga tidak terganggu.
Dengan inflasi yang rendah, kemampuan masyarakat mengalokasikan dana untuk produk keuangan, termasuk premi asuransi, diprediksi tetap kuat. “Dampak dari kenaikan tarif Trump itu juga belum terlalu berdampak pass-through kepada inflasi… inflasi masih di kisaran 3%, kecuali ada guncangan-guncangan di luar ekspektasi,” ujarnya.
Telisa menekankan bahwa stabilitas inflasi merupakan faktor krusial bagi industri asuransi. Tekanan harga yang rendah memberi ruang bagi nasabah mempertahankan pembayaran premi rutin sekaligus membuka peluang pertumbuhan polis baru. Kondisi ini juga mendukung perusahaan asuransi mengelola risiko jangka panjang serta menjaga tingkat profitabilitas.
Ia menambahkan, inflasi yang terkendali menyediakan kepastian bagi perencanaan keuangan rumah tangga dan memperkuat fondasi pertumbuhan sektor keuangan. “Ini merupakan suatu fondasi yang kuat untuk industri apa pun berkembang, termasuk industri asuransi,” ucapnya.
Selama inflasi berada dalam rentang target dan tidak terjadi guncangan eksternal ekstrem, Telisa optimistis peluang ekspansi industri asuransi pada 2026 tetap terbuka lebar. Stabilitas harga disebut menjadi katalis penting bagi daya beli premi, terutama pada segmen asuransi jiwa dan kesehatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: