Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
Dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada Selasa (2/12). Data aktivitas manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun ke 99,408.
Baca Juga: Kinerja Solid, J Trust Bank Bukukan Pendapatan Bunga Bersih Rp582,54 Miliar
Dari Amerika Serikat, data terbaru menunjukkan sektor manufaktur mengalami kontraksi untuk bulan kesembilan berturut-turut pada November. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Institute for Supply Management turun menjadi 48,2 dari 48,7.
Indikator pesanan baru dan ketenagakerjaan juga melemah, sementara harga input naik karena tekanan tarif impor yang masih berlanjut.
“Semua ini menunjukkan bahwa permintaan dalam perekonomian telah melambat,” kata Kepala Ekonomi G3 ANZ London, Brian Martin.
Ia menambahkan bahwa bank sentral perlu memangkas suku bunga secara berkelanjutan tahun depan. Martin bahkan memperkirakan tambahan pemangkasan sebesar lima puluh basis poin pada 2026.
Baca Juga: Hubungi Takaichi, Trump Khawatir Soal Memanasnya Hubungan China-Jepang
Investor kini memproyeksikan peluang untuk pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada pertemuan bank sentral bulan ini hingga 88%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: