Kredit Foto: Antara/Donny Aditra
Harga emas turun pada perdagangan di Selasa (2/12), Hal ini terjadi seiring aksi ambil untung setelah logam mulia tersebut mencapai level tertinggi enam minggu dalam sesi sebelumnya. Investor kini menunggu rilis data ekonomi utama menjelang pertemuan kebijakan dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Rabu (3/12), spot gold melemah 1,1% menjadi US$4.186,89. Sementara emas berjangka ditutup 1,3% lebih rendah ke US$4.220,80.
Baca Juga: Emas Perhiasan Dongkrak Inflasi November 2025!
Logam mulia lain menunjukkan pergerakan beragam, dengan perak turun 0,1% ke US$57,90, platinum merosot 2% ke US$1.624,90, dan palladium naik 2,3% ke US$1.456,86.
“Ini kemungkinan hanya aksi ambil untung. Fokus utama pasar belakangan adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan itu masih tetap solid,” kata Vice President dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.
Ia menambahkan bahwa pola harga saat ini berpotensi mengarah pada breakout ke atas dan tetap memperkirakan emas bisa mencapai US$5.000 di 2026.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral tetap kuat setelah serangkaian data menunjukkan perlambatan ekonomi serta sinyal dovish dari sejumlah pejabat bank sentral. Investor optimistis soal probabilitas pemangkasan dua puluh lima basis poin pada pertemuan dari The Fed di 10 Desember.
Investor juga menantikan laporan tenaga kerja serta Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) September. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tanpa imbal hasil.
Adapun World Gold Council melaporkan bank sentral membeli 53 ton emas pada Oktober. Angka tersebut naik 36% dibanding bulan sebelumnya dan menjadi pembelian bulanan terbesar sejak awal 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: