Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin kembali menguat dalam reli pasar kripto pada perdagangan di Rabu (3/12). Ia memulihkan sebagian kerugian tajam yang memicu hampir setengah miliar dolar likuidasi pada awal pekan.
Dilansir dari Coinmarketcap, harga bitcoin sempat naik hingga menyentuh kisaran US$94.000. Hal tersebut memberikan sedikit kelegaan setelah gejolak pasar pada awal bulan dari Desember.
Baca Juga: ETF Bitcoin BlackRock Jadi Produk Paling Menguntungkan, Aset Hampir Sentuh US$100 Miliar
Pemulihan ini terjadi setelah pasar diguncang volatilitas tinggi yang dipicu oleh likuiditas akhir pekan yang menipis serta tekanan makro ekonomi. Kombinasi faktor tersebut mempercepat penurunan harga secara drastis dan meningkatkan ketidakpastian investor.
Namun sentimen pasar tetap hati-hati, mengingat sejumlah aset kripto besar masih berupaya pulih dari level terendah multipekan. Kekhawatiran pasar juga belum sepenuhnya mereda, terutama terkait eksposur neraca perusahaan yang sebelumnya menekan stabilitas pasar kripto seperti Strategy (MSTR).
Namun, sejumlah katalis positif mendorong perbaikan harga pada hari ini. Ketua Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat (AS) Paul Atkins, menyatakan bahwa lembaga tersebut akan menjelaskan kerangka kerja terkait usulan innovation exemption bagi perusahaan aset digital. Pernyataan ini dianggap sebagai langkah menuju kejelasan regulasi setelah berbulan-bulan ketidakpastian kebijakan.
Sentimen positif juga diperkuat oleh keputusan dari Vanguard. Perusahaan itu mulai membuka akses perdagangan terhadap exchange-traded funds (ETF) dan reksa dana berbasis kripto dalam platformnya. Langkah ini menimbulkan optimisme baru setelah periode panjang arus keluar dari produk-produk berbasis aset digital.
Baca Juga: Investor Panik, Huione Pay Kamboja Bekukan Penarikan Usai Disebut Fasilitasi Transaksi Kripto Ilegal
Meski demikian, analis menilai pemulihan harga bitcoin saat ini masih bersifat relief rally, bukan perubahan tren yang kuat. Kedalaman pasar dinilai masih tidak merata, dan sejumlah aset utama belum menunjukkan pemulihan menyeluruh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: