Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk mencabut penghentian sementara (unsuspend) transaksi saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) pada sesi I perdagangan pasar Rabu (10/12/2025).
Sebelumnya suspensi saham dipicu lonjakan harga yang tidak wajar dalam beberapa pekan terakhir. Seiring dibukanya kembali perdagangan, sejumlah analis langsung memperbarui pandangan dan target harga saham INET.
Dalam riset terbaru, analis Samuel Sekuritas, Jason Sebastian dan Jonathan Guyadi, menaikkan target harga INET menjadi Rp1.350 per saham dengan rekomendasi speculative buy.
Revisi tersebut mengacu pada valuasi EV/EBITDA 2027F sebesar 25 kali serta penyesuaian proyeksi laba yang lebih tinggi dari perkiraan semula.
Baca Juga: Gembok Dibuka, Saham INET dan LFLO Kompak Menguat
“Valuasi tersebut menggunakan EV/EBITDA 2027F sebesar 25x dan menyesuaikan revisi kenaikan proyeksi laba,” tulis riset tersebut.
Analis menyampaikan kenaikan proyeksi itu selaras dengan kinerja kuat INET sepanjang Januari–September 2025. Laporan kuartal III menunjukkan pendapatan perusahaan melonjak signifikan terutama dari bisnis internet service provider (ISP).
INET membukukan pendapatan Rp23,6 miliar pada kuartal III atau naik 190,5% secara tahunan. Dengan demikian, total pendapatan Januari–September 2025 mencapai Rp68,6 miliar, di mana Rp67 miliar berasal dari segmen ISP.
Profitabilitas INET juga menunjukkan perbaikan drastis. Margin kotor kuartal III naik menjadi 66,3%, dibandingkan kuartal sebelumnya 35,3%.
EBITDA kuartalan meningkat hingga Rp18 miliar atau melejit 728,8% secara tahunan, dengan margin mencapai 76,4%. Peningkatan ini didukung pengendalian beban operasi.
“Beban gaji turun menjadi 5,6% dari pendapatan, dibandingkan Januari–September 2024 sebanyak 18,4%. Begitu juga dengan total opex terhadap pendapatan menyusut menjadi 10,4% dari posisi periode sama tahun lalu 31%,” tulis riset tersebut.
Baca Juga: Loncat 134%, Saham INET Kena Suspensi BEI
Kinerja tersebut mendorong laba bersih kuartal III-2025 naik menjadi Rp11,6 miliar atau tumbuh 960% secara tahunan. Total laba Januari–September 2025 sebesar Rp19,4 miliar, setara 86% dari estimasi analis.
Prospek pemulihan saham INET juga ditopang rencana pendanaan senilai Rp4,2 triliun yang akan dieksekusi dalam dua tahap. Perseroan menargetkan rights issue Rp3,2 triliun tuntas pada akhir 2025, sementara obligasi Rp1 triliun direncanakan terbit pada 2026. Dana tersebut disiapkan untuk ekspansi kabel bawah laut (*subsea cable*), proyek kontraktor fiber-to-the-home (FTTH), dan layanan node-based internet.
Samuel Sekuritas memperkirakan ekspansi agresif ini dapat mengangkat margin EBITDA menjadi 52% pada 2026 dan 55,9% pada 2027. Laba bersih diproyeksi melonjak menjadi Rp257 miliar pada 2026 dan Rp736 miliar pada 2027. Untuk memperkuat ekosistem bisnis, INET juga berencana mengakuisisi PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dan PT Trans Hybrid Communication (THC) guna menambah kapasitas FTTH contracting dan layanan managed service.
Dengan pemulihan perdagangan, peningkatan valuasi, serta proyeksi pertumbuhan yang direvisi naik, analis menilai saham INET berpotensi melanjutkan tren kenaikan apabila ekspansi dan pendanaan berjalan sesuai jadwal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri