Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Nataru, BI Umumkan Survei Penjualan Eceran Naik 5,9%

        Jelang Nataru, BI Umumkan Survei Penjualan Eceran Naik 5,9% Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan eceran pada November 2025 meningkat. Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 mencapai 222,1 atau tumbuh sebesar 5,9% secara tahunan (year on year/yoy).

        Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa IPR di November tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya hanya 4,3% (yoy). 

        "Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan mayoritas kelompok, terutama Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau," kata Denny dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

        Baca Juga: BI Ungkap Indeks Keyakinan Konsumen Naik di November 2025

        Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1% month to month (mtm) didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

        Pada Oktober 2025, IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy). 

        Denny merinci, pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi  serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. 

        Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6% (mtm) yang juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan HBKN Natal didukung oleh kelancaran distribusi.

        Baca Juga: BI Buka Suara Soal Pembobolan Rp200 miliar Lewat BI Fast

        Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diprakirakan meningkat, sementara pada 6 bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diprakirakan menurun. 

        Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H. 

        Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: