Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kejar Swasembada Gula 2026, Pemerintah Kucurkan Rp1,6 Triliun untuk Program Bongkar Ratun

        Kejar Swasembada Gula 2026, Pemerintah Kucurkan Rp1,6 Triliun untuk Program Bongkar Ratun Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guna mencapai swasembada gula di tahun 2026, pemerintah memiliki strategi baru, yakni dengan menargetkan program bongkar ratun tanaman tebu milik petani rakyat yang ditargetkan mencapai 100.000 ha di 2026.

        Hal itu ditegaskan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Abdul Roni Angkat, di sela acara National Sugar Summit (NSS) 2025 di Surabaya, kemarin.

        Abdul Roni menegaskan, pihaknya sudah melaksanakan rapat koordinasi terbatas dengan Kemenko Pangan yang sepakat untuk tidak melakukan impor gula kristal putih (GKP) pada 2026 agar tidak terjadi rembesan gula rafinasi di pasar yang dapat mengganggu serapan gula petani nantinya.

        “Jadi, PR kita bagaimana kekurangan rafinasi 5 juta ton dalam 4 tahun ini bisa selesai. Solusinya adalah dengan program bongkar ratun tanaman tebu rakyat nantinya. Mereka yang tergabung petani mitra Pabrik Gula (PG) akan diberi bantuan bongkar ratun, subsidi pupuk, peremajaan, perluasan lahan, dan mendorong revitalisasi PG supaya rendemen gula naik,” tegas Abdul Roni.

        Guna mendukung program bongkar ratun 2026 ini, Abdul Roni secara tegas mengatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,6 triliun.

        “Secara regulasi, ini akan didukung untuk produk turunan tebu seperti molases yang akan jadi salah satu added value bagi petani. Harapannya, animo masyarakat yang menanam tebu itu terus meningkat,” ungkapnya.

        Baca Juga: Rob Jakarta–Semarang–Surabaya Disebut Dampak Gagalnya Kebijakan Ruang

        Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, yang ikut hadir NSS 2025 mengatakan, Jatim memiliki peran strategis sebagai lumbung tebu nasional sehingga nantinya akan terwujud swasembada gula 2026.

        “Saat ini, Provinsi Jatim menjadi kontributor terbesar produksi gula nasional, disusul Lampung dan Jateng. Pada 2024, produksi gula Jatim mencapai 1,27 juta ton lebih, naik 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya, 1,12 juta ton,” kata wanita nomor satu di Jatim ini.

        Dengan jumlah produksi gula Jatim 1,27 juta ton pada 2024, lanjut Khofifah, tingkat konsumsi rumah tangga hanya 263.000 ton, maka Jatim surplus gula mencapai 1 juta ton lebih. Kebutuhan konsumsi rumah tangga itu berdasarkan kebutuhan per kapita 6,84 kg, dan dengan jumlah penduduk Jatim 40,67 juta jiwa.

        “Sedangkan potensi bioetanol di Jatim, dengan asumsi produksi tebu 15 juta ton, maka tetesnya 5% dari produksi tebu, yakni 750.000 ton, dan bioetanol 187.000 ton. Dengan asumsi perhitungan memperhatikan parameter 1 kg bioetanol didapatkan dari 4 kg tetes,” jelas Khofifah.

        Di sisi lain, Direktur Utama SGN, Mahmudi, menjelaskan, bahwa perhelatan NSS 2025 yang berkolaborasi dengan Komunitas Pergulaan Nasional bertujuan untuk menghimpun seluruh pemangku kepentingan industri gula, baik dari BUMN maupun swasta, dalam satu forum kolaboratif.

        Mahmudi juga menegaskan, bahwa sinergi seluruh pihak, khususnya antar pabrik gula, menjadi kunci utama untuk bersama-sama mensukseskan target swasembada gula konsumsi nasional pada 2026.

        “Melalui NSS 2025, diharapkan dapat dirumuskan rekomendasi dan langkah strategis yang mampu memperkuat daya saing serta keberlanjutan industri gula nasional, sekaligus mendorong terwujudnya kemandirian gula Indonesia,” ujarnya.

        Lebih lanjut, Mahmudi mengatakan, salah satu rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintah dalam forum ini adalah harapan adanya program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) gula sehingga petani memiliki kepastian serapan pasar.

        “Tahun 2025 ini, tantangan gula luar biasa, adanya rembesan gula luar biasa, maka harapannya ada CPP gula. Kita akan beri masukan itu, termasuk usulan regulasi tetes tebu. Sejauh ini, support Kementan luar biasa, salah satunya bongkar ratun dan KUR khusus tebu hingga subsidi pupuk ZA,” pungkas Mahmudi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: