Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tambah Armada Baru, BULL Bidik Pasar LNG

        Tambah Armada Baru, BULL Bidik Pasar LNG Kredit Foto: PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) resmi memasuki bisnis transportasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dengan mendatangkan kapal LNG pertamanya, MT Gas Garuda. Kapal berkapasitas 145.914 meter kubik (CBM) tersebut menjadi tonggak awal diversifikasi usaha perseroan sekaligus menandai pergeseran model bisnis BULL menuju layanan pelayaran energi bernilai tambah yang lebih luas.

        MT Gas Garuda memiliki panjang 285,4 meter dan akan bergabung dengan armada BULL untuk melayani rute pelayaran internasional maupun domestik. Kehadiran kapal ini menempatkan BULL sebagai salah satu emiten pelayaran nasional yang mulai menggarap pasar pengangkutan LNG, seiring meningkatnya kebutuhan logistik gas alam cair di dalam dan luar negeri.

        Corporate Secretary BULL, Krisnanto Tedjaprawira, mengatakan kapal LNG perdana tersebut belum memberikan kontribusi penuh pada tahun berjalan, namun akan mulai berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan pada tahun depan.

        “MT Gas Garuda akan berkontribusi penuh pada pendapatan usaha BULL mulai tahun 2026,” ujar Krisnanto melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (23/12/2025).

        Baca Juga: BULL Siapkan 4 Strategi untuk Genjot Pertumbuhan Agresif

        Masuknya MT Gas Garuda merupakan bagian dari transformasi strategis BULL dalam membangun empat pilar usaha utama. Selain transportasi LNG, perseroan juga mengembangkan bisnis transportasi minyak mentah dan produk minyak, fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), serta layanan Floating Production Storage Offloading/Floating Storage Offloading (FPSO/FSO) untuk kegiatan produksi dan penyimpanan migas lepas pantai.

        Pada pilar transportasi LNG, BULL menargetkan pertumbuhan armada secara berkelanjutan. Krisnanto menyampaikan bahwa perseroan secara aktif membidik peluang di pasar pengangkutan LNG, baik melalui pembelian kapal secara langsung maupun ekspansi non-organik lewat akuisisi perusahaan tanker LNG.

        Langkah tersebut diambil untuk menangkap potensi peningkatan permintaan global. Krisnanto mengungkapkan, mulai 2026 akan terjadi lonjakan pembangunan fasilitas produksi LNG baru yang berdampak langsung pada kebutuhan kapal pengangkut.

        “Pada 2026 saja, kapasitas fasilitas LNG baru diperkirakan mencapai 58 juta ton, yang berpotensi mendorong permintaan sekitar 140–155 kapal LNG baru sepanjang 2026–2027,” jelasnya.

        Baca Juga: Jelang Sebulan IPO, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Mulai Realisasikan Dana untuk Bangun Tiga Kapal LCT

        Di sisi lain, pasokan kapal LNG dinilai relatif terbatas. Krisnanto menyebutkan hanya sekitar 120–140 kapal LNG baru yang diperkirakan masuk pasar dalam periode tersebut, bersamaan dengan sekitar 60 kapal LNG berusia di atas 30 tahun yang diproyeksikan akan dipensiunkan. Kondisi ini dinilai menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.

        Ketidakseimbangan tersebut diperkirakan akan menopang tren penguatan tarif sewa kapal LNG di pasar internasional. Dalam konteks tersebut, BULL berupaya menyeimbangkan portofolio bisnis antara pasar spot yang menawarkan margin lebih tinggi dan kontrak jangka panjang yang memberikan stabilitas pendapatan.

        Selain memperluas armada, perseroan menegaskan komitmen menjaga disiplin permodalan melalui selektivitas investasi dan kemitraan. BULL juga mengoptimalkan sinergi teknis antararmada serta memposisikan pengembangan bisnis LNG sebagai bagian dari agenda transisi energi, tanpa melepaskan eksposur pada sektor minyak dan gas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: