- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Gas Bumi Jadi 'Penyelamat' Transisi Energi, ESDM Buka-bukaan Profil Cadangan & Konsumsi RI
Kredit Foto: SKK Migas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan posisi vital gas bumi sebagai pilar utama transisi energi nasional. Di tengah tren penurunan produksi minyak bumi, gas menjadi tumpuan utama untuk menjamin ketahanan energi sekaligus mengejar target energi bersih.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Hendra Gunawan melaporkan hingga September 2025, rata-rata penyaluran gas bumi nasional telah menyentuh angka 5.594,52 BBTUD. Penyerapan untuk kepentingan dalam negeri kini telah melampaui separuh dari total produksi yang ada.
"Sampai dengan bulan September, rata-rata pemanfaatan gas bumi sebesar 5.594 BBTUD. Gas yang diserap domestik sebesar 3.895 BBTUD dan ekspor sebesar 1.698 BBTUD, sehingga pemanfaatan gas domestik mencapai sekitar 69,65%," ungkap Hendra dalam seminar nasional Menakar Arah Industri Gas Bumi Nasional yang diselenggarakan oleh INDEF, di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga: Dukung Transisi Energi Berkelanjutan, PGN Dorong Integrasi Infrastruktur Gas Bumi
Sektor industri tercatat sebagai konsumen paling rakus dengan porsi 25,37%, diikuti oleh sektor kelistrikan (13,23%), dan pupuk (12,17%). "Pemanfaatan gas bumi yang paling besar dalam negeri adalah sektor industri," tambahnya.
Profil Produksi: Mengandalkan Cadangan 55 Ribu BSCF
Meski menghadapi tantangan penurunan produksi alami (natural decline), Hendra menyebut Indonesia masih memiliki modal cadangan yang cukup kuat. Berdasarkan data September 2023, total cadangan gas bumi Indonesia mencapai 55.850 BSCF.
"Cadangan gas bumi terbukti P1 sebesar 34.782 BSCF, cadangan mungkin atau P2 sebesar 11.856 BSCF, dan cadangan harapan atau P3 sebesar 9.212 BSCF, sehingga total cadangan sebesar 55.850 BSCF," jelasnya secara rinci.
Guna menyeimbangkan antara penurunan produksi di lapangan eksisting dengan demand yang terus tumbuh, pemerintah tengah memacu tiga strategi peningkatan secara paralel.
Baca Juga: Stabil dan Efisien, Gas Bumi PGN Jadi Andalan Raindear Coffee Kantor Pos
Pertama, percepatan produksi di wilayah kerja (WK) raksasa. "Kami berharap produksi gas bumi dari WK South Andaman, WK Masela, WK Gendalo, dan lainnya nanti dapat memberikan tambahan produksi yang signifikan," kata Hendra.
Kedua, melalui penguatan hulu dengan tetap menjaga daya tarik investasi. "Eksplorasi dan percepatan produksi dengan tetap mempertimbangkan iklim investasi yang kondusif dengan menjaga keekonomian hulu," tegasnya.
Terakhir, pemerintah fokus pada konektivitas infrastruktur seperti Pipa Cisem Tahap 2 dan Pipa Dusem untuk memastikan gas bisa sampai ke pengguna akhir. "Perlu dikembangkan infrastruktur gas melalui pembangunan jaringan transmisi dan distribusi yang lebih luas," tutup Hendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: