Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menkeu: Ekonomi Dunia Menuju Keseimbangan Baru

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan ekonomi dunia sedang menuju keseimbangan baru. Ia mengatakan pergerakan inilah yang membuat ekonomi di beberapa negara mengalami perlambatan, termasuk Indonesia.

        "Korea pada awal tahun 3,3 persen. Pada akhir Juni masih 3 persen. Sekarang tinggal 2,6 persen. Singapura juga tahun ini 2 persen. Rusia kontraksi. Seluruh dunia turun dan penyebabnya beda-beda. Ekonomi dunia sedang menuju keseimbangan baru," kata Menkeu Bambang di Jakarta, akhir pekan lalu.

        Bambang menegaskan perlambatan ekonomi pada tahun 2015 ini berbeda dengan krisis yang terjadi pada tahun 2008 silam. Ia menjelaskan krisis ekonomi tahun 2008 terjadi karena masalah finansial yang bermula di Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 2015 ini tidak ada permasalahan finansial.

        "Krisis tahun 2015 beda dengan tahun 2008. Tahun 2008 terjadi karena sistem finansial di AS mengalami krisis. Tahun 2015 bukan karena finansial," jelasnya.

        Ia mengatakan Indonesia sendiri mengalami perlambatan karena penurunan harga komoditas.?Ia menambahkan pelambatan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor komoditas membuat permintaan komoditas menurun yang semakin membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot tajam.

        "Indonesia karena turunnya harga komoditas. Ekonomi global turun dan menular ke Indonesia via komoditas. Ekspor banyak negara terganggu, termasuk Indonesia," pungkasnya.

        Sementara itu,?Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2015 masih terbatas dan baru akan kembali meningkat pada triwulan III-2015.

        Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan terbatasnya pertumbuhan ekonomi terindikasi dari konsumsi rumah tangga diperkirakan masih lemah seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun.

        "Konsumsi yang lemah terindikasi dari penjualan kendaraan bermotor dan penjualan eceran yang masih menurun," ujar Tirta.

        Selain itu, realisasi belanja pemerintah juga masih rendah, baik di pusat maupun daerah. Sejalan dengan itu, investasi diprakirakan masih tumbuh terbatas seiring dengan realisasi infrastruktur yang belum secepat perkiraan serta investasi mesin dan alat angkut yang masih lemah.

        Sementara dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor diprakirakan masih terbatas sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang masih kurang kondusif dan harga komoditas internasional yang masih rendah.

        "Ke depan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 akan membaik didukung oleh meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan meningkatnya penyaluran kredit perbankan," tukas Tirta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cahyo Prayogo
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: