WE Online, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyarankan agar negara-negara anggota ASEAN melakukan reformasi ekonomi, khususnya untuk meningkatkan perekonomian kawasan ASEAN pada tahun 2025.
"Apabila ASEAN ingin lebih meningkatkan pertumbuhan ekonominya, maka kawasan ini harus melakukan reformasi ekonomi," kata Thomas, dalam siaran pers yang diterima, Senin (23/11/2015).
Di sela-sela pertemuan KTT ASEAN ke-27 yang diselenggarakan di Kuala lumpur, Malaysia, Thomas memaparkan Paket Kebijakan Ekonomi pada Global Investors' Dialogue. Pada pertemuan tersebut para Menteri Ekonomi ASEAN berdiskusi dengan beberapa investor berskala dunia yang berminat menanamkan modalnya di ASEAN.
"Indonesia telah menerbitkan beberapa paket kebijakan ekonomi yang diharapkan mampu menarik masuknya investor sehingga dapat menumbuhkan perekonomian nasional tahun depan," kata Thomas.
Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia merupakan bagian dari reformasi ekonomi yang sedang dilaksanakan Pemerintahan Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas investasi di bidang infrastruktur, energi, pasokan air, transportasi, dan sektor lainnya yang diharapkan dapat semakin menunjang peningkatan integrasi ASEAN.
Thomas yang kerap disapa Tom tersebut juga menyampaikan apresiasi kepada Vietnam atas inisiatifnya membangun perekonomian melalui industri berteknologi tinggi. Hal itu pula yang telah mendorong Vietnam menandatangani perjanjian Free Trade Agreement dengan Uni Eropa dan Trans Pacific Partnership (TPP) beberapa waktu lalu.
Reformasi ekonomi ini merupakan langkah yang sangat berani dan diperkirakan akan membawa pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi Vietnam.
Lebih lanjut, Tom menambahkan, Indonesia juga harus responsif dengan perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini. Itu sebabnya Indonesia telah mengaktifkan kembali perundingan bilateral dengan Uni Eropa dan sedang melakukan kajian untuk tergabung dalam TPP.
Menurut Tom, Indonesia akan lebih agresif melakukan kerja sama perdagangan bebas dengan negara-negara mitranya sehingga Indonesia dapat dilihat sebagai destinasi yang menarik bagi investor dunia yang ingin menanamkan modalnya di ASEAN.
Selain itu, pada pertemuan KTT ASEAN, para Kepala Negara atau Pemerintahan sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan antara ASEAN dengan negara mitranya. Salah satunya dengan Tiongkok yang telah menjadi mitra dagang utama seluruh negara anggota ASEAN.
Hingga tahun 2014, nilai perdagangan ASEAN-Tiongkok tercatat mencapai 370 miliar dolar AS dengan nilai surplus untuk Negeri Tirai Bambu tersebut. Untuk menjaga keseimbangan nilai perdagangan, pada pertemuan KTT ASEAN-Tiongkok, ASEAN meminta Tiongkok untuk lebih memuluskan arus barang dan jasa dari negara anggota ASEAN.
Salah satu langkah untuk memuluskan arus barang dan jasa dari negara anggota ASEAN ke Tiongkok melalui penandatanganan amandemen atas perjanjian ASEAN-Tiongkok FTA. Amandemen tersebut telah memberikan kemudahan dalam memenuhi persyaratan asal barang bagi produk-produk ekspor ASEAN, termasuk produk-produk unggulan ekspor Indonesia untuk memasuki pasar RRT.
ASEAN juga berharap agar Tiongkok meningkatkan nilai investasinya di negara-negara ASEAN karena hingga saat ini investasi Tiongkok di ASEAN, khususnya di Indonesia, dinilai masih terlalu rendah. KTT ASEAN-Tiongkok merupakan rangkaian dari pertemuan KTT ASEAN ke-27 yang berlangsung pada 21-22 November 2015, di Kuala Lumpur Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo