WE Online, Bogor - PT Kimia Farma Persero Tbk akan membangun pabrik bahan baku obat atau active pharmaceutical ingredient (API) setelah ditandatanganinya joint venture atau kesepakatan kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia Indonesia.
"Dengan ditandatanganinya joint venture ini, pembangunan akan mulai dilakukan tahun depan. Diharapkan pada 2019 mendatang, impor bahan baku obat bisa turun 50 persen," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Persero Tbk, Rusdi Rosman, seusai melakukan tanda tangan kontrak kerja sama di Bogor, Jumat (18/12/2015).
Rusdi mengatakan, saat ini untuk tiap tahunnya, Kimia Farma mengimpor bahan baku untuk obat kurang lebih senilai Rp350 miliar yang berasal dari Tiongkok dan India. Impor dari kedua negara tersebut dikarenakan harga yang ditawarkan relatif lebih murah dibanding negara lainnya.
Ia mengatakan, lokasi pembangunan pabrik yang menelan biaya Rp110 miliar tersebut berlokasi di Lippo Cikarang dan diperkirakan untuk kapasitas produksi sebesar 15-30 ton per tahun dimana pabrik tersebut akan memproduksi delapan item bahan baku obat aktif dan tujuh item bahan baku untuk suplemen kesehatan.
Menurut Rusdi, komposisi kepemilikan dalam kerja sama tersebut sebesar 75 persen untuk Kimia Farma dan 25 persen sisanya untuk perusahaan asal Korea Selatan tersebut. Sungwun Pharmacopia dipilih menjadi rekanan setelah sebelumnya Kimia Farma menjajaki kerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok dan juga India.
"Sungwun Pharmacopia memberikan garansi jika bahan baku yang diproduksi tersebut tidak diserap seluruhnya oleh pasar dalam negeri mereka siap menampung dan akan dipasarkan ke negara lain. Selain itu, perusahaan tersebut juga memiliki riset dan pengembangan yang cukup baik," kata Rusdi.
Namun, Rusdi mengharapkan nantinya bahan baku yang akan diproduksi oleh pabrik baru yang diharapkan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2017 tersebut bisa seluruhnya terserap di dalam negeri. Sementara untuk jangka panjang, nantinya akan juga mengincar pasar ekspor seperti ke Amerika Serikat dan Jepang.
"Selain itu, kerja sama dengan Sungwun Pharmacopia juga akan ada transfer teknologi dan transfer pengetahuan. Sumber daya manusia asal Indonesia akan dikirim ke Korea Selatan selama satu tahun serta diharapkan mampu mengembangkan produk lain kedepannya," kata Rusdi.
Pabrik yang akan dibangun tersebut nantinya akan sesuai dengan standard Good Manufacturing Practice (GMP), dan khusus untuk bahan baku suplemen kesehatan akan bersumber utama dari bahan baku alam yang ada di Indonesia. Pada 2017 nanti pabrik tersebut diperkirakan selesai proses pembangunannya dan sudah dapat memproduksi bahan baku obat aktif untuk mencukupi kurang lebih sekitar 20 persen kebutuhan bahan baku nasional.
Kimia Farma juga telah membangun pabrik bahan baku garam farmasi dengan kapasitas 2.000 ton per tahun yang saat ini proses pengerjaannya sudah selesai 100 persen dan hanya menunggu izin sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: