Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengembangkan Potensi Sumber Daya Alam di Sumatera Utara

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Medan - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengembangkan potensi sumber daya alamnya di tiga kawasan yakni pesisir timur, pantai barat dan dataran tinggi.

        "Masing-masing kawasan itu punya potensi masing-masing untuk dikembangkan terus baik untuk ekspor maupun kebutuhan dalam negeri," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Zulkarnain di Medan, Sabtu (23/4/2016).

        Daerah pesisir timur potensinya adalah kelapa sawit, karet, kakao, jagung, pinang dan palawija. Di Pantai Barat, potensinya ikan laut, udang, rumput laut dan ikan olahan. Sedangkan dataran tinggi mulai sayur, buah-buahan, kopi, kemenyan, damar, kulit manis dan minyak nilam.

        "Sebagian besar memang sudah dikenal bahkan di ekspor seperti karet, sawit, kopi, kulit manis, minyak nilam, kakao, pinang, udang dan hasil laut. Tetapi perlu dikembangkan lagi," katanya.

        Adapun potensi kawasan ekspor Sumut yakni Amerika Eropa Timur, Amerika Utara, Afrika, Timur Tengah dan negara di ASEAN. Kawasan Eropa timur misalnya produk kopi, makanan olahan dan produk CPO. Sedangkan Amerika, potensinya sarung tangan karet, udang, kayu lapis, meubel dan termasuk juga kopi, kakao dan karet.

        "Disperindag terus melakukan pembinaan dan promosi hingga pasar internasional," katanya.

        Promosi semakin digencarkan dengaan terjadinya penurunan nilai devisa, meski penurunan dipicu lebih disebabkan turunnya harga jual dampak krisis global," katanya.

        Nilai ekspor Sumut pada 2015 tinggal 7,75 miliar dolar AS atau turun 17,18 persen dari 2014 yang sudah 9,36 miliar dolar AS.

        Ketua Asosiasi Pengusaha indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, masih sulit meningkatkan devisa karena perekonomian global terlihat masih lesu di tahun 2016 ini. "Meski ada kenaikan harga, tetapi belum naik signifikan sehingga kemungkinan besar devisa belum kembali pulih maksimal," katanya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: