WE Online, Jakarta - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Perum Bulog berkomitmen untuk membangun jaringan rumah pangan di seluruh Indonesia. ICMI menjuluki rumah pangan tersebut dengan nama "TOKOKITA ICMI".
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan pembangunan rumah pangan TOKOKITA ICMI tersebut sebagai bentuk konstribusi langsung ICMI dan Perum Bulog untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di seluruh Indonesia.
"Program ini sengaja diluncurkan di Kota Proklamasi sebagai simbol kuat untuk konsisten melaksanakan program ini," katanya pada peluncuran perdana TOKOKITA ICMI di Blitar, Sabtu (4/6/2016).
Jimly mengharapkan TOKOKITA ICMI ini menjadi langkah konkret untuk bersama-sama membangun perekonomian masyarakat, khususnya perekonomian keluarga. "Keluarga yang kuat secara ekonomi dan moral akan melahirkan generasi yang berkualitas baik," ujarnya.
Ditambahkan, partisipasi ICMI ini juga membantu pemerintah untuk memperpendek jalur distribusi sehingga harga-harga menjadi terjangkau masyarakat. Lebih lanjut, ia mengharapkan agar program ICMI dan Bulog ini menjadi contoh untuk melakukan usaha/bisnis secara jujur sehingga hasilnya juga menjadi baik, halal, dan thoyyiba.
"Ini adalah gerakan moral ICMI untuk mendorong dunia usaha untuk jujur dan berintegritas. Toko KITA ini harus jadi gerakan kejujuran," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua ICMI Bidang Pemberdayaan Perempuan Sri Astuti Buchari mengatakan program TOKOKITA ICMI akan dikelola oleh para ibu rumah tangga. Dia mengharapkan program ini akan mengurangi pengangguran di desa-desa di seluruh Indonesia.
"Ibu rumah tangga itu lebih jujur dalam mengelola usaha keluarga," sebutnya.
Adapun, ICMI merencanakan setiap organisasi satuan (Oorsat) di kecamatan menjadi anggota koperasi ICMI yang mendirikan TOKOKITA ICMI di lingkungan RW masing-masing. Rumah pangan adalah outlet pemasaran bahan pangan dan produk industri pangan strategis yang dibentuk Perum Bulog untuk memotong rantai distribusi sehingga semakin mendekatkan produsen dan konsumen.
Rumah pangan dibentuk untuk membangun jaringan kegiatan stabilisasi pangan seperti beras, gula, minyak goreng, termasuk daging terutama saat paceklik atau suplai berkurang di masyarakat. Pada saat harga pangan melonjak tinggi jaringan rumah pangan akan menjadi ujung tombak distribusi sehingga mempercepat stabilisasi harga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement