WE Online, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mengeluhkan tersendatnya suplai gula rafinasi untuk industri menjelang Lebaran 2016.
"Produksi jadi agak terganggu karena suplai tersendat. Seharusnya pemerintah sudah mengantisipasi hal ini dari awal," ujar Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman di Jakarta, Kamis (9/6) malam.
Akibat hal tersebut, kata Adhi, industri makanan dan minuman mengalami kesulitan dan tidak punya pilihan lain selain mempertahankan harga. Jika melakukan perubahan harga di tingkat konsumen, setidaknya memerlukan pemberitahuan sebulan sebelumnya.
Keadaan tersebut diperburuk dengan tertundanya musim giling, yang awalnya diperkirakan akhir Mei 2016 akibat musim hujan.
"Kalau musim hujan, rendemen tebu menjadi rendah dan tidak banyak yang dihasilkan," tutur Adhi.
Sampai saat ini, kata dia, ada setidaknya 10 perusahaan makanan dan minuman yang menyatakaan diri dalam keadaan sangat mengkhawatirkan. Beberapa di antara perusahaan tersebut ada yang memerlukan pasokan gula 70.000 ton pertahun, sementara yang baru bisa dipenuhi sampai Semester I baru 30.000 ton.
"Paling tidak seharusnya sudah ada 40.000 ton gula pada Semester I. Inilah yang membuat mereka menelepon saya dan mengaku sedang SOS (save our soul/keadaan genting), khawatir akan mengalami kekurangan pasokan gula sebelum Lebaran," kata Adhi.
Pihak GAPMMI sendiri akan menemui pihak Kementerian Perdagangan untuk membahas soal ini. Selain itu, kelompok pengusaha tersebut bersama Kadin juga akan melakukan pengecekan langsung terhadap harga barang yang dijual di pasar.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga menyayangkan kekurangan stok gula industri. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa pengusaha makanan dan minuman sudah dikorbankan untuk penyediaan gula konsumsi.
Jika ini terus dibiarkan, Hamdani yakin akan menimbulkan masalah, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
"Masalah ini harus dituntaskan dan diberi perhatian serius. Kami minta pemerintah untuk membereskan birokrasi terkait dengan gula industri dan bisa mengelola data yang ada dengan baik," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement