Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Cara Mengecek Kesehatan Finansial?

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu kesehatan tidak melulu tentang kesehatan fisik melainkan juga kesehatan finansial Anda. Aspek kesehatan dan keuangan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kita, keduanya saling melengkapi satu sama lain.

Dengan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, tuntutan gaya hidup, dan target yang ingin dicapai, selain kesehatan tentunya Anda membutuhkan dukungan finansial yang baik dan terencana untuk mewujudkan semuanya.

Menanggapi hal ini Rian Kaslan, EVP and Head of Wealth Management and Business Strategy Commonwealth Bank Indonesia dan penggiat gerakan literasi keuangan perempuan, Women Investment Series (Wise), mengatakan kebutuhan dan target yang ingin dicapai di setiap tahap kehidupan berbeda-beda untuk setiap orang.

"Dengan melakukan cek dan review secara berkala terhadap kondisi keuangan akan membantu Anda tetap on-track dan memberi rasa nyaman dalam menjalani kehidupan Anda, sama seperti jika Anda merasa sehat atau sakit secara fisik," katanya dalam pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/7/2016).

Rian mengatakan pengecekan kesehatan finansial (financial check up) yang komprehensif biasanya dilakukan oleh ahli keuangan profesional dari penyedia jasa keuangan untuk memahami kebutuhan dan memberikan solusi keuangan yang tepat bagi nasabahnya.

"Untuk melakukan pengecekan mendasar terhadap kondisi kesehatan keuangan pribadi atau keluarga dapat Anda lakukan sendiri," ujarnya.

Ia memberikan daftar pertanyaan yang membantu Anda untuk mengecek dan evaluasi sendiri kondisi keuangan, berikut daftar pertanyaannya, yaitu

1. Berapa besar beban kredit bulanan Anda?

Idealnya total beban kredit, baik kredit jangka panjang maupun cicilan jangka pendek, yang harus dipenuhi setiap bulannya tidak lebih dari sepertiga dari pendapatan Anda.

2. Apakah Anda memiliki pos dana darurat?

Kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi untuk berjaga-jaga sebaiknya Anda memiliki dana yang dicadangkan untuk keadaan darurat sebesar minimal tiga kali dari pengeluaran bulanan, contohnya untuk keperluan dana kesehatan atau pengganti sumber penghasilan sementara jika terjadi pemutusan hubungan kerja.

3. Berapa alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup Anda?

Tuntutan gaya hidup kaum urban, seperti belanja pakaian bermerek atau nongkrong, kian meningkat dan kadang tidak sebanding dengan peningkatan tingkat pendapatan sehingga kerap menjerumuskan orang pada kesulitan keuangan atau bahkan tumpukan utang.

"Hindari untuk terjebak dalan gaya hidup yang berlebihan. Sebaiknya alokasi untuk memenuhi gaya hidup Anda tidak melebih dari 20 persen dari penghasilan Anda," pesan Rian.

4. Berapa alokasi dana untuk ditabung?

Jadikan menabung dan berinvestasi sebagai prioritas utama keuangan Anda, besarnya persentase dana yang dialokasikan akan berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada usia, tanggungan anak, dan kebutuhan lainnya. Idealnya alokasikan setidaknya 30 persen dari gaji setiap bulan.

5. Apakah Anda memiliki perencanaan keuangan yang cukup untuk mewujudkan target jangka panjang Anda?

Kondisi keuangan Anda saat ini dapat merefleksikan dan mendasari kebutuhan keuangan Anda di masa depan, terutama jika Anda memiliki target jangka panjang yang ingin dicapai, seperti membeli rumah, modal usaha, atau dana pensiun. Perencanaan keuangan dapat membantu Anda dalam menentukan prioritas dan mencapai target Anda.

"Menabung saja tidak cukup dengan tingkat inflasi yang cenderung terus naik dari tahun ke tahun, solusinya adalah miliki investasi jangka menengah atau jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan masa depan Anda," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: