Jodoh Online Setipe: Stop Jomblo!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Mungkin aplikasi semacam ini yang paling digemari oleh kaum muda. Bagi yang mencari jodoh dapat mencari jodohnya lewat besutan Razi Thalib ini. Setipe yang berdiri pada tahun 2014 ini bergerak sebagai biro jodoh online yang menggantikan peran mak comblang tradisional dengan algoritma komputer. Setipe membantu para lajang di Indonesia dengan memberikan tempat yang privat, lebih aman, dan efektif untuk bertemu dengan lajang lainnya yang cocok.

Aplikasi yang juga salah satu pemenang kompetisi Google Developers ini memperkenalkan dan memberikan tempat lebih aman untuk bertemu calon pasangan baru lewat dunia maya. Algoritma Setipe mempertimbangkan faktor demografi, preferensi, psiko-grafis, sosial-ekonomi, dan faktor kecocokan lainnya demi mewujudkan hubungan jangka panjang yang sehat.

CEO Setipe Razi Thalib mengungkapkan latar belakang dari pembuatan program ini adalah banyak orang yang menertawakan temannya atau dirinya yang masih single. Masalah jodoh itu menjadi pembicaraan yang sangat banyak, dan menurutnya solusinya adalah online.

Berbeda dengan di luar negeri, lanjut Razi, proses perjodohan di Indonesia sangat spesifik. Di Indonesia banyak orang dijodohkan dan diperkenalkan, yang menurutnya hal ini dapat dilakukan dengan teknologi. Selain dapat menggantikan tugas mak comblang, ternyata bisa lebih efektif.

Melalui internet skalanya lebih banyak daripada teman. Itulah keutamaannya.  Yang kedua teknologi bisa mengkalkulasi lebih banyak data daripada manusia. Komputer akan melihat semua faktor-faktor dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi umur hubungan. Seperti kebersihan, responsibility di rumah tangga, sampai sex consumer. Itu semua dikalkulasi dan Setipe menggunakan algoritma yang memungkinkan hubungan jangka panjang itu sukses.

Tidak hanya itu, Setipe juga mengedukasi kepada anak-anak muda tentang memilih pasangan jangka panjang, karena dengan memilih pasangan yang baik masa depan juga akan lebih baik. Saat ini banyak anak muda jatuh cinta tapi tidak memikirkan faktor apa yang mempengaruhinya.