Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejak 2014, Pemerintahan Jokowi Meningkatkan Kecepatan Internet Indonesia dari 1,2 Mbps ke 23 Mbps

Sejak 2014, Pemerintahan Jokowi Meningkatkan Kecepatan Internet Indonesia dari 1,2 Mbps ke 23 Mbps Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, transformasi digital telah menjadi salah satu prioritas utama untuk memajukan Indonesia. Selama satu dekade terakhir, pemerintah terus berupaya mewujudkan cita-cita “Indonesia terkoneksi” di mana akses internet tidak hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan, tetapi juga menjangkau pelosok-pelosok nusantara.

“Transformasi digital adalah kunci masa depan bangsa. Kita ingin seluruh masyarakat, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, bisa mengakses internet dengan cepat dan merata,” ujar Presiden Jokowi, menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh warga negara dapat menikmati infrastruktur digital.

Pada awal masa kepemimpinannya pada tahun 2014, Indonesia menghadapi tantangan besar terkait kesenjangan digital. Akses internet hanya terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kawasan terpencil dan perbatasan sering kali mengalami ketertinggalan dalam hal konektivitas, menyebabkan kesenjangan digital yang signifikan.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, pemerintahan Jokowi meluncurkan berbagai proyek besar, salah satunya adalah Proyek Palapa Ring. Proyek ini dimulai pada 2016, dengan tujuan membangun jaringan serat optik sepanjang 12.148 kilometer yang menghubungkan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Proyek ini selesai pada 2019 dan menjadi tulang punggung konektivitas nasional, khususnya untuk kawasan Timur Indonesia, yang sebelumnya sulit dijangkau oleh teknologi telekomunikasi.

Selain itu, pada 2021, pemerintah meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA), satelit dengan kapasitas internet terbesar yang dirancang untuk menyediakan koneksi bagi 150.000 titik layanan publik, termasuk sekolah, puskesmas, kantor desa, dan berbagai fasilitas umum di daerah terpencil. Ini merupakan terobosan besar dalam menyediakan akses internet di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau oleh infrastruktur darat.

Baca Juga: Kebijakan Hilirisasi ala Pemerintahan Jokowi Putus Tradisi Ekspor Bahan Mentah Sejak 400 Tahun Lalu

Perkembangan akses internet di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada 2014, kecepatan rata-rata internet di Indonesia hanya berada di kisaran 1,2 Mbps, jauh tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Namun, pada 2024, kecepatan internet di Indonesia telah meningkat pesat menjadi rata-rata 23 Mbps, hampir 20 kali lipat dibandingkan ketika Jokowi pertama kali menjabat.

Dari segi jumlah pengguna, penetrasi internet di Indonesia juga melonjak tajam. Pada 2014, hanya sekitar 30% penduduk yang memiliki akses internet. Kini, di tahun 2024, lebih dari 82% masyarakat Indonesia sudah terhubung ke jaringan internet, berkat berbagai inisiatif digitalisasi dan pengembangan infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah.

Sebagai perbandingan, jumlah desa yang terhubung ke internet melonjak dari 6.000 desa pada 2014 menjadi lebih dari 74.000 desa pada 2024. Hal ini membuktikan bahwa pemerintahan Jokowi berhasil memperluas jangkauan internet hingga ke pelosok desa-desa terpencil, yang sebelumnya dianggap sulit dijangkau.

Akses internet yang lebih merata tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, ekonomi digital Indonesia tumbuh pesat dengan total nilai mencapai USD 146 miliar pada 2024, menjadikannya salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Sektor e-commerce, fintech, dan layanan digital lainnya mengalami perkembangan pesat, berkat dukungan infrastruktur internet yang kuat.

Program Desa Digital, yang diluncurkan pada 2020, telah memungkinkan desa-desa di berbagai pelosok Indonesia untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan perekonomian lokal. Misalnya, para petani dan nelayan kini bisa langsung menjual hasil produksi mereka melalui platform e-commerce, memotong peran perantara dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Baca Juga: Kecepatan Internet Meningkat 10 Kali Lipat Era Jokowi, Target Era Prabowo 100 Mbps

Di akhir masa jabatannya, Presiden Jokowi meninggalkan warisan besar dalam hal transformasi digital. Infrastruktur jaringan yang telah dibangun selama sepuluh tahun terakhir menjadi fondasi kuat untuk pengembangan teknologi di masa depan. Capaian ini tidak hanya memperkuat ekonomi digital, tetapi juga membuka akses lebih luas terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan informasi bagi masyarakat Indonesia di seluruh pelosok negeri.

“Transformasi digital merupakan win win solution bagi semua pihak. Saya berharap Program Konektivitas Digital 2021 jadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi baru, pola pikir baru, kesempatan bisnis global baru, dan dengan masa depan baru menuju Indonesia Maju,” kata Presiden Jokowi saat peluncuran program Konektivitas Digital 2021 dan Prangko Seri Gerakan Vaksinasi Nasional Covid-19, Jumat (26/02/2021).

Dengan infrastruktur yang kokoh dan visi yang jelas, transformasi digital yang telah dibangun selama era Jokowi diharapkan akan terus berkembang dan memberikan manfaat besar bagi generasi mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: