Melia Hotels International memperoleh laba bersih sebesar 45 juta euro selama semester pertama tahun 2016 atau meningkat sebesar 123% dibanding tahun 2015.
Vice Chairman dan CEO Melia Hotels International Gabriel Escarrer Jaume mengatakan hasil yang sangat baik ini disebabkan oleh dampak positif dari pengurangan utang sebesar 213 juta euro pada biaya keuangan setelah peningkatan modal untuk menutupi perubahan obligasi konversi (convertible bond) yang diterbitkan pada tahun 2013 dan arus kas yang lebih besar berkat kinerja bisnis yang kuat.
"Pada tahun 2016 atau bertepatan dengan hari jadi perusahaan yang ke-60, kami dengan bangga mempersembahkan hasil yang luar biasa untuk Melia Hotels International berkat kesuksesan reposisi hotel-hotel kami, investasi pada aset dan pasar yang strategis, serta strategi penjualan yang sukses, dan kekuatan dari segi finansial yang akan menopang pertumbuhan kami di masa depan, serta telah membawa kami menjadi bagian dari indeks pasar saham Spanyol, IBEX-35," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Gabriel Escarrer Jaume mengatakan bersama dengan kesuksesan pengembangan strategi distribusi dan loyalitas perusahaan, dengan melia.com tumbuh 35,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta program Melia Rewards sebagai platform utama, faktor-faktor ini telah memungkinkan Melia Hotels International untuk meningkatkan pendapatan operasional menjadi 856,3 juta euro sampai dengan bulan Juni, meningkat 5,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015 setelah menghilangkan dampak dari kurangnya pendapatan karena penjualan aset.
"Selain itu, EBITDA perusahaan meningkat sebesar 9,3% menjadi 134,7 juta euro dibandingkan dengan semester pertama tahun 2015," ujarnya.
Ia mengatakan hotel-hotel yang dimiliki Melia Hotels International meningkatkan RevPAR (pendapatan per kamar yang tersedia) dengan rata-rata 9,4% (atau 14,2% jika termasuk hotel-hotel yang dikelola), 82% dari peningkatan tersebut disebabkan kenaikan harga, menghasilkan pencapaian luar biasa pada peningkatan RevPAR di setiap kuartal selama enam tahun berturut-turut.
"Sehubungan dengan ekspansi internasional, Melia Hotels International telah menandatangani lima hotel baru selama kuartal kedua, yaitu Melia Almaty di ibukota Kazakhstan, Gran Melia Maldives, Melia Serengeti Lodge di Tanzania, Melia Salamansa, yang merupakan hotel kelima di Cabo Verde (Tanjung Verde), dan Melia Pekanbaru di Indonesia. Perusahaan mempertahankan targetnya untuk menambah 20 hingga 25 hotel baru selama setahun," paparnya.
Di tahun 2016 ini, imbuhnya, perusahaan telah membuka hotel-hotel baru, yaitu Sol Taghazout (Maroko), Innside Aachen (Jerman), Sunshine Coast Atlantis (Tenerife), ME Miami dan Innside New York Nomad (Amerika), Melia Braco Village (Jamaika), Sol Calas de Mallorca (Spanyol), Melia Makassar dan Sol Kuta Bali (Indonesia), serta Melia Yangon (Myanmar).
Ia mengatakan bahwa pada tingkat strategis hal-hal penting juga mencakup keberhasilan perusahaan dalam komitmennya untuk menambah, re-branding, dan mereposisi aset-aset pokok, yang mengombinasikan mutu dan lokasi yang bagus dari hotel-hotel yang ada di dalam portofolio perusahaan dengan kemampuan Melia Hotels International untuk meningkatkan pendapatan properti-properti yang direposisi berkat strategi merek dan manajemen pendapatan yang dilakukan oleh Meliá Hotels International.
Hasil di Asia Pasifik
Disampaikan, kinerja bisnis di Asia sangat dipengaruhi oleh nilai tukar di masing-masing negara serta pembukaan baru dan renovasi hotel selama 12 bulan terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir, terangnya, perusahaan memiliki lebih dari tiga kali lipat portofolio di benua ini dan juga merenovasi properti yang ada sehingga mengharapkan peningkatan secara kualitatif dan kuantitatif, serta peningkatan perolehan perusahaan secara signifikan.
"Indonesia merupakan negara yang paling penting di wilayah Asia Pasifik bagi Melia Hotels International di mana perusahaan mengelola lebih dari 3.500 kamar di negara ini. Selain enam hotel yang sudah dibuka dan 10 lagi yang dijadwalkan akan segera dibuka, perusahaan juga baru saja mengumumkan pembukaan Melia Makassar di ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, serta akan segera membuka Sol House Legian, di mana Legian merupakan salah satu destinasi utama di Indonesia bagi para wisatawan," tuturnya.
Di China, Gabriel Escarrer Jaume menyebutkan perusahaan saat ini mengoperasikan dua hotel, yakni Gran Melia Xian dan Melia Jinan, keduanya mencapai hasil yang sangat positif pada semester pertama tahun ini baik dari segi pendapatan dan positioning. Perusahaan juga memiliki enam hotel lagi yang dijadwalkan akan dibuka. Selain Indonesia dan China, beberapa negara Asia Pasifik lainnya seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Myanmar juga merupakan pasar yang penting bagi perusahaan.
"Melia Hotels International mempertahankan visi positif dan berkelanjutan untuk portofolionya di Asia Pasifik, dan kepentingan strategis perusahaan didasarkan pada tiga faktor: market yang besar di benua Asia baik untuk hotel-hotel di kawasan Asia Pasifik maupun di seluruh dunia, model pertumbuhan yang berdasarkan pada perjanjian manajemen (asset-light) di mana perusahaan hanya memerlukan sumber daya yang sedikit, dan peluang yang amat baik untuk meningkatkan diversifikasi geografis dan profitabilitas perusahaan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement