Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KEIN: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Bisa Dicapai

Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok pemerintah sebesar 5,3% pada tahun 2017 merupakan angka realistis dan moderat.

"Target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah sebesar 5,3 persen di tahun 2017 masih dalam kategori angka yang realistis dan moderat," ujar Arif Budimanta dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/8/2016).

Meski demikian, Arif mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis sebesar 5,5% pada 2017 masih bisa diupayakan lagi. Namun, menurutnya, dikhawatirkan bila angka pertumbuhan ekonomi 5,5% yang diajukan pemerintah dengan kondisi global saat ini masih belum memiliki kepastian dan ekspor sulit diharapkan justru dianggap tidak realistis dan menurunkan kepercayaan pasar.

"Dalam kajian KEIN, ekonomi Indonesia baru bisa tumbuh 7% pada tahun 2018," ujarnya.

Menurutnya, untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 5,3% tersebut maka industri pengolahan adalah prioritas yang harus dikembangkan sebab dengan mengembangkan industri pengolahan akan membuat barang yang diekspor memiliki nilai tambah.

"Selain itu, ICT menjadi sektor yang menarik karena mempunyai dampak langsung dan turunan bersifat jangka panjang serta dapat menjadi suatu terobosan untuk mengejar ketertinggalan," tuturnya.

Adapun, pada Pidato Kenegaraan dan Laporan Nota Keuangan Negara yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Tahunan MPR Tahun 2016 disebutkan salah satu sumber yang membuat optimis target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 tercapai adalah penerimaan dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty yang ditetapkan pemerintah.

Menyangkut itu, diakui Arif, KEIN juga sudah melakukan kajian besaran penerimaan negara yang nantinya akan disampaikan ke presiden. Arif membeberkan bahwa dalam kajian KEIN nilai yang dapat diterima negara dari kebijakan pengampunan pajak pada tahum 2017 yaitu Rp1.495,9 triliun. Dia mengatakan besaran nilai itu lebih rendah dari APBNP Tahun 2016 yang dibandingkan dengan realisasi tahun 2015, yakni 1.240,4 triliun.

"Jadi secara umum masih cukup realistis," ucap Arif.

Namun, Arif mengingatkan laju inflasi yang dapat terjadi tahun 2017. Untuk diketahui, presiden di Sidang Tahunan MPR Tahun 2016 menyebutkan proyeksi inflasi Indonesia tahun 2017 sebesar 4 persen. Menurut Arif, guna menahan laju inflasi, upaya terbaik adalah memperbaiki sisi pemasukan. Selain mendorong peningkatan produksi, namun juga menjaga kelancaran distribusi.

Arif mengatakan laju inflasi yang harus dijaga adalah bahan makanan yang selama ini bergejolak lebih tinggi daripada inflasi nasional.

"Inflasi bahan makanan perlu dijaga dalam rangka mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi kemiskinan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: