Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umm dan Perumahan Rakyat melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di Sentraland Bekasi sekaligus meresmikan penghunian rusunami Kemayoran, Bekasi, Senin (22/8/2016).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulis menyebutkan, pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan kunci secara simbolis oleh Menteri Basuki kepada tiga orang penghuni Rusunami Kemayoran dari total 175 unit yang siap dihuni.
Groundbreaking ditandai dengan penekanan tombol oleh Menteri PUPR bersama Direktur Utama Perum Perumnas, Bambang Triwibowo. Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin dan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak.
Menteri Basuki dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang sengaja dilakukan di proyek rusunami Sentraland Bekasi milik Perumnas, sebagai bukti dukungan pemerintah untuk mendorong berbagai pihak dalam penyediaan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menurut Basuki, MBR yang dimaksud bukanlah hanya masyarakat miskin, melainkan juga keluarga muda yang memiliki pendapatan kisaran sampai Rp7 juta. "MBR bukan berarti miskin tapi juga keluarga muda yang gajinya Rp4 juta sampai Rp7 juta," ujarnya.
Ia menyatakan akan terus mendorong penyediaan rumah untuk MBR tersebut melalui kebijakan yang memberikan kemudahan-kemudahan untuk memiliki rumah, seperti pembebasan PPN, bantuan uang muka sebesar Rp4 juta.
"Termasuk PSU-nya (prasarana, sarana dan utilitas umum), misalnya di sini akan dibangun embung, ya nanti itu APBN, untuk persampahan kita akan juga bantu," ujarnya.
Basuki mengatakan tantangan dalam penyediaan rumah baru layak huni dan terjangkau masih cukup berat karena data BPS, pada 2015 "backlog" kepemilikan rumah secara nasional mencapai 11,4 juta unit. Untuk itu ia akan terus mendorong gerakan Program Pembangunan Sejuta Rumah (P2SR), karena menurutnya dapat memberikan efek ekonomi yang luas.
"Karena dengan adanya pembangunan perumahan ini, banyak sekali industri yang terkait, baik pada saat pembangunannya maupun pada saat penghuniannya. Kalau dari segi penghuniannya kita lihat tadi keluarga-keluarga muda pasti mereka akan butuh 'rice cooker' setelah menghuni, pasti mereka butuh rak piring, piring, sendok, garpu, gelas, furniture dan lainnya," kata Basuki.
Sementara dalam proses pembangunannya, menurut Basuki juga banyak sekali melibatkan berbagai industri, khususnya terkait industri yang memproduksi bahan bangunan. "Berdasarkan survei tidak kurang dari 150 industri pendukung, seperti pasir, batu bata, semen, paku, papan sehingga banyak sekali industri yang ikut bergerak dalam pembangunan perumahan ini," katanya.
Basuki berharap agar Perumnas tidak hanya menjadi pelopor dan acuan atau trendsetter untuk hunian layak tapi juga untuk kawasan permukiman yang "smart" dan "green". "Jadi tidak hanya rumahnya yang smart and green tapi juga lingkungan pemukimannya," ujar Basuki.
Program P2SR selama ini, menurut Basuki, terdapat beberapa kendala, antara lain keterbatasan pembiayaan, regulasi, dan perizinan sehingga memerlukan dukungan dari seluruh pihak terkait baik pemerintah maupun non-pemerintah, seperti para pelaku, pemerhati, dan akademisi, sangat diperlukan untuk mensukseskan P2SR.
"Pemecahan masalah dan kendala perumahan rakyat yang ada sekarang ini tentunya tidak dapat dilakukan hanya secara parsial dan sektoral melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak berkelanjutan dan pembangunannya tersebar," katanya.
Lima tower Menteri Basuki mengapresiasi pihak Perumnas yang telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik kepada seluruh pihak, khususnya pelaku pembangunan yang melakukan membangun perumahan bagi MBR.
Ia berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dalam hal pelaksanaan pengawasan proses pembangunan Rusunami Sentraland Bekasi hingga proses pemanfaatan dan penghunian nantinya.
"Proses pembangunan ini harus dapat kita kawal bersama dengan berkoordinasi lebih intens untuk pemantauan serta pengawasan pengendalian dalam tiap tahapan pembangunan," ujarnya.
Bambang Triwibowo mengatakan Rusunami Sentraland Bekasi nantinya akan dibangun lima tower dan pada tahap pertama akan terdapat 1.117 unit. "Kami harap pembangunan ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi backlog," ujarnya.
Menurutnya, pertumbuhan Kota Bekasi yang sangat pesat sebagai kota penyangga Jakarta, membuat Bekasi menjadi lokasi hunian favorit. "Kota Bekasi yang tumbuh sebagai kota industri juga membutuhkan banyak hunian untuk menampung para pekerja," ucap Bambang.
Bambang tidak merinci berapa nilai investasi untuk membangun proyek tersebut. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement