Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir menegaskan bahwa dengan kondisi kebutuhan energi saat ini maka sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi nuklir sebagai sumber daya energi utama yang dapat menopang ketersediaan dan kebutuhan energi nasional.
"Sekarang sudah waktunya Indonesia mengembangkan potensi energi nuklir sebab energi nuklir yang dimanfaatkan secara baik dapat menopang industri nasional yang selama ini banyak bergantung pada gas," katanya di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Menurutnya, energi merupakan sektor yang amat penting di Indonesia. Selama ini energi menjadi penopang utama pendapatan bagi negara.
"Energi nuklir bisa jadi dorongan baru. Presiden bisa bersikap ke arah itu," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa sebagai bangsa yang kaya sumber daya energi maka Indonesia jangan hanya mengandalkan ekspor, tapi juga perlu dibangun ketersediaan dan kebutuhan nasional. Karena itu, imbuhnya, energi dapat maksimal menjadi sumber besar pendapatan negara apabila mendapat dukungan presiden yang berpihak pada kepentingan nasional.
"Apapun rencana Pemerintah Indonesia meningkatkan penerimaan negara, seperti misalnya dari pajak maupun pertumbuhan industri, tidak akan optimal tanpa sokongan presiden," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Soetrisno juga menyoroti kaitan antara energi nasional, pasokan energi, dan visi pemerintah yang membangun dari wilayah pinggir. Menurutnya, salah satu bagian penting yang perlu untuk dipikirkan adalah pemanfaatan gas sebagai kekayaan energi Indonesia yang harus terasa manfaatnya secara merata.
"Gas merupakan masalah yang krusial karena salah satu sumber energi di Indonesia," ucap Soetrisno.
Pemanfaatan gas, kata dia, harus juga dirasakan hingga ke wilayah Indonesia bagian timur yang sulit terjangkau. Menyikapi itu, infrastruktur pengembangan gas perlu segera dibangun agar ketersediaan dan kebutuhan gas di sana berimbang.
"Pembangunan Indonesia harus mengarah secara merata. Untuk Indonesia bagian timur sebetulnya sejak sekarang sudah harus mulai dipikirkan rencana pembangunan floating storage receiving unit-nya (FSRU). Maluku dan Ternate itu dirasa butuh tahapan rencana pembangunan FSRU," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement