Hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru dan Beijing mengharapkan pemerintah Manila mampu menangani masalah antarnegara dengan baik, kata diplomat penting negeri Tirai Bambu itu ke perutusan Filipina, yang tengah berkunjung.
China dan Filipina berselisih memperebutkan wilayah perairan di Laut China Selatan. Pemerintah di Beijing mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang dilalui kapal dagang senilai lima triliun dolar Amerika Serikat per tahun.
Namun, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam turut mengklaim kepemilikan atas perairan tersebut. Pengadilan arbitrase di Denhaag membatalkan klaim China atas Laut China Selatan dalam perkara yang didaftarkan Filipina pada Juli.
Akan tetapi, pemerintah di Beijing menolak mengakui keputusan sidang tersebut. Kedua negara itu tampak berusaha meredakan ketegangan. Perdana Menteri China Li Keqiang berbicara ke Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Ia berharap hubungan dwipihak pulih.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin berbicara ke perutus Filipina urusan luar negeri di Beijing bahwa hubungan antarnegara "telah terpuruk ke tingkat terendah akibat alasan yang diketahui tiap orang," kata pihak Kementerian Luar Negeri China pada Selasa.
"Pada saat ini, hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru," katanya mengutip ungkapan Liu.
China "berharap Filipina dapat mengatasi isu ini dengan tepat, dan mendorong agar relasi antarnegara kembali mengedepankan jalur dialog, konsultasi, serta kerja sama yang bersahabat", katanya.
Mantan Presiden Fidel Ramos sebagai utusan khusus Filipina dalam kunjungan ke Hong Kong bulan lalu mengatakan, pihak Manila menginginkan perundingan formal dengan China untuk membahas langkah menuju perdamaian dan kerja sama. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement