Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Tantangan Global, China Rencanakan Stimulus Besar pada 2025

Hadapi Tantangan Global, China Rencanakan Stimulus Besar pada 2025 Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

China bersiap menghadapi tantangan ekonomi global yang meningkat dengan merencanakan stimulus besar pada 2025. Politbiro, badan pembuat keputusan tertinggi di negara itu, berkomitmen menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar guna mendorong pemulihan ekonomi.

Melansir dari Bloomberg, Politbiro mengisyaratkan pemotongan suku bunga tambahan pada tahun depan sebagai bagian dari kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Tidak hanya itu, kebijakan fiskal yang lebih proaktif juga akan dilakukan, dengan estimasi defisit fiskal melampaui 3 persen di 2025.

"Pertemuan Politbiro bulan ini mengirimkan nada stimulus paling agresif dalam satu dekade," ungkap para ekonom Morgan Stanley dalam laporannya. 

Meski begitu, mereka juga menyoroti bahwa implementasi kebijakan ini masih belum pasti.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Lagi, China Berikan Angin Segar!

Langkah agresif ini langsung berdampak pada pasar keuangan. Yuan lepas pantai berhasil menghapus kerugian sebelumnya dan menguat 0,1 persen pasca pengumuman Politbiro. Mata uang regional lainnya ikut terpengaruh positif, seperti dolar Australia yang naik 0,3 persen dan mata uang Selandia Baru yang memangkas kerugian.

Strategi kebijakan ini menjadi perhatian besar bagi pelaku pasar global. Zhaopeng Xing, Ahli Strategi Senior di ANZ Banking Group, menilai bahwa nada kebijakan dalam pernyataan Politbiro kali ini sangat berbeda.

"Kata-kata dalam pernyataan pertemuan Politbiro ini belum pernah terjadi sebelumnya," jelas Zhaopeng Xing. 

Baca Juga: Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Ia juga menambahkan, "Nada kebijakan ini menunjukkan keseriusan menghadapi ancaman Trump," merujuk pada rencana presiden terpilih Amerika Serikat untuk mengenakan tarif 60 persen pada produk China, yang berpotensi merusak perdagangan bilateral secara signifikan.

Dengan pendekatan yang semakin agresif ini, langkah China dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global sekaligus menanggapi ancaman eksternal menjadi sorotan dunia. Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap stabilitas ekonomi di tengah tekanan global yang terus meningkat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: