Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BMKG Catat Enam Titik Panas Terdeteksi di Sumatera

Warta Ekonomi, Pekanbaru -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat enam titik panas terdeteksi berada di Pulau Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Senin (19/9/2016), mengatakan bahwa titik panas cenderung turun.

Jika dibandingkan dengan jumlah pada hari Minggu (18/9), kata Slamet, bertambah satu titik panas dari total lima titik.

"Pada pukul 06.00 WIB, satelit cuma pantau titik panas di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Riau, yang sama-sama menyumbang dua titik, sedangkan titik api dinyatakan nihil," terangnya.

Titik panas itu berdasarkan rilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA, yakni Aqua dan Terra.

Slamet mengatakan bahwa berkurangnya jumlah titik panas karena pengaruh faktor turunnya curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sejumlah provinsi.

Di Riau, kata dia, Tim Satuan Tugas Karlahut dalam status siaga.

BMKG Stasiun Pekanbaru, hingga Senin pukul 07.00 WIB tercatat curah hujan di Kota Pekanbaru 25,5 milimeter (mm), Koto Kampar dan Bangkinang di Kabupaten Kampar masing-masing tercatat 14,7 mm dan 1,5 mm.

Rokan IV Koto di Kabupaten Rokan Hulu terdata 10,9 mm, Pangkalan Kerinci di Kabupaten Pelalawan 8,5 mm, Selat Panjang di Kabupaten Kepulauan Meranti 0,8 mm, dan Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu 0,1 mm.

"Kami perkirakan, hujan masih akan terjadi di wilayah Riau bagian tengah, barat, pesisisir timur, dan selatan, terutama pada sore atau malam hingga dini hari," ucapnya.

Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama 6 bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016.

Komandan Satgas Karlahut Provinsi Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan bahwa perpanjangan status tersebut sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi.

Pada saat ini, satgas telah memiliki enam unit helikopter dan dua unit pesawat untuk operasi pencegahan dan penanggulangan karhutla dari udara.

Ia menyebutkan dua unit helikopter jenis MI-8 dan satu unit jenis MI-171, satu unit jenis sikorsky, satu unit jenis bolkow 105, serta dua unit pesawat air tractor.

Selain itu, datgas juga dibantu satu unit pesawat jenis cassa untuk teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan di Riau.

Data terakhir dirilis Satgas Karhutla Riau menyebutkan bahwa karhutla hampir terjadi merata di provinsi tersebut.

Dari Januari hingga kini, telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare dan menetapkan 86 orang tersangka. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: