Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fintech Diharapkan Dapat Mempersempit Gap Pembiayaan

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/Fintech) yang terus bertumbuh pesat saat ini semakin membuktikan peranannya dalam meningkatkan efisiensi dalam jasa keuangan. Dengan adanya fintech, keberadaan bank tidak lagi diukur oleh banyaknya jumlah kantor cabang sehingga dapat beroperasi di manapun (branchless banking).

Oleh karena itu perbankan diharapkan dapat memanfaatkan kemampuan  fintech untuk memudahkan akses  masyarakat. Dalam hal ini,  pemanfaatan fintech merupakan peluang emas bagi  Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan sekaligus mempersempit gap antara demand dan supply kredit perbankan.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa  Keuangan (OJK) Dumoly F Pardede mengatakan, total pembiayaan  mencapai sekitar Rp1.649 triliun sedangkan kapasitas pembiayaan oleh industri jasa keuangan tradisional hanya sekitar Rp660 triliun, sehingga terdapat  gap sekitar Rp988 triliun per tahun. Adanya fintech, dia mengharapkan,  dapat mengalirkan dana pinjaman dari  luar negeri ke Indonesia dan mampu  mempersempit gap yang ada. 
 
Meski memiliki banyak manfaat, Dumoly mengingatkan pertumbuhan fintech juga harus memperhatikan aspek perlindungan konsumen. “Kita pastikan  mereka ada perlindungan konsumen,  ada kantornya, ada manajemennya,  tapi  modal tidak usah diurus. Jadi semacam website yang menjadi lapaknya,” ujar Dumoly di Jakarta, belum lama ini.
 
Dia menjelaskan, Tunaiku  yang merupakan produk fintech milik Amar Bank jelas memiliki daya tahan uuntuk  melakukan treasury dan memanage  pembayaran­pembayaran kepada  nasabah serta lebih efisien karena  sudah mempunyai standby partner  demi menopang bisnisnya, likuiditas,  maupun daya tahan untuk  melakukan assesment (kompetensi) terhadap customer (nasabah).

"Saya yakin dalam hal ini tidak lagi  bicara mengenai perlindungan  konsumen,  melainkan lebih kepada  bagaimana terus berinovasi dalam memenuhi tingkat kepuasan nasabah.  Jadi ada yang diharapkan lebih oleh customer dari Tunaiku karena di belakangnya ada Amar Bank sebagai  pemilik dar produk tersebut. Demand  dari konsumen akan jauh lebih lengkap apabila fintech itu seperti Tunaiku yang dapat menjadi perpanjangan  tangan Amar Bank,” tegasnya. 
 
Sementara itu, Direktur Amar Bank  sekaligus Pendiri Tunaiku, Vishal  Tulsian menyampaikan, saat ini masyarakat sudah mulai terbiasa dengan adanya layanan fintech yang kini mulai menjadi primadona karena proses peminjaman yang tidak sulit dan tanpa agunan. Dengan kemudahan itu masyarakat unbankable pun dapat memanfaatkan fintech.

Saat ini, jelas Vishal, industri fintech  yang tumbuh subur karena inovasi merupakan industri yang cenderung  hanya fokus pada satu segmen dari rantai industri keuangan. Di sisi lain,  inovasi yang ada di fintech dapat  terhalangi regulasi, namun pada saat  yang sama regulasi memainkan peran penting karena sifat dari industri.

“Tantangan terbesar bagi industri adalahbmenciptakan keseimbangan di mana regulasi diharapkan dapat  membantu pertumbuhan inovasi. Ke depan, faktor ini sangat penting demi  mewujudkan fintech menjadi sumber  pertumbuhan inklusi keuangan di  Indonesia sehingga masyarakat semakin mudah memiliki akses  mendapatkan pinjaman dari perbankan  dan meningkatkan tingkat perekonomiannya,” tutur Vishal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: