Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi September 2016 Sesuai Sasaran BI

Inflasi September 2016 Sesuai Sasaran BI Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,22% (mtm). Hal ini sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) karena inflasi IHK bulan ini cukup terkendali dan sesuai dengan pola historisnya.

"Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% (ytd) dan 3,07% (yoy)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin (3/10/2016).

Dia menjelaskan, inflasi di bulan September bersumber dari inflasi pada komponen administered prices (AP) dan komponen inti. Inflasi komponen AP tercatat sebesar 0.14% (mtm) atau secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,38% (yoy). Inflasi AP secara bulanan tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga rokok kretek filter, tarif listrik, rokok kretek, rokok putih, dan tarif air minum PAM.

"Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat sebesar ?0,33% (mtm) atau 3,21% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi historis pada September, sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah," tandas Tirta.

Menurutnya, beberapa komoditas penyumbang inflasi inti adalah tarif pulsa ponsel, tarif sewa rumah, uang kuliah akademi/perguruan tinggi, mobil, nasi dengan lauk, dan tarif kontrak rumah.

Di sisi lain, kelompok volatile food (VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,09% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 6,51% (yoy). Deflasi tersebut terutama bersumber dari koreksi harga komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, wortel, cabai rawit, bayam, kangkung, dan kentang.

"Ke depan, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada batas bawah sasaran inflasi 2016, yaitu 4%?1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi VF akibat dampak fenomena La Nina. Koordinasi Pemerintah dan BI akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi," tutup Tirta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: