Kenaikan harga cabai beberapa lalu menjadi penyebab utama inflasi di dua kota di Sumatra Barat, yakni Kota Padang dan Bukittinggi dengan laju inflasi masing-masing 0,58% dan 1,11%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan komoditas cabai merah mengalami kenaikan harga cukup tinggi dari bulan sebelumnya, hingga mecapai 49,55% di Kota Bukittinggi dan 16,70% di Padang.
Kenaikan signifikan juga terjadi pada komoditas cabai hijau yang biasanya cenderung stagnan. Di Padang, cabai hijau mengalami perubahan harga mencapai 20,90% dan Bukittinggi sebesar 23,99%.
Secara keseluruhan, Kepala BPS Sumbar Dody Herlando menyebutkan inflasi tahunan (yoy) Padang dan Bukittinggi sampai per September 2016 masing-masing 5,07% dan 5.33%. Sedangkan inflasi yang dihitung mengikuti laju tahun kalender sebesar 3,19% di Padang dan 3,03% untuk Bukittinggi.
?Sejumlah komoditas yang menyebabkan inflasi di Padang dan Bukittinggi adalah cabai merah. Perubahannya cukup tinggi,? katanya pada Senin (3/10/2016).
Selain itu, komoditas penyumbang inflasi di dua kota yang menjadi barometer pergerakan ekonomi Sumbar itu, a.l jengkol, cabai hijau, apel, rokok kretek filter, rokok kretek, beras, teri, bahan bakar rumah tanggan, dan sejumlah komoditi lainnya.
Sedangkan komoditas yang dalam beberapa bulan terakhir konsisten mempengaruhi laju inflasi daerah itu, justru mengalami deflasi. Contohnya, daging ayam ras, angkutan udara, bawang merah, minyak goreng, gula, dan sebagainya.
Kenaikan harga sejumlah komoditas penyumbang inflasi itu, juga sejalan dengan meningkatnya nilai tukar petani (NTP) daerah itu sebesar 0,70% menjadi 97,81 poin dari bulan sebelumnya 97,13 poin.
Indeks harga yang diterima petani juga meningkat sebesar 1,30%, lebih tinggi dari indeks yang harus dibayarkan petani yang juga naik 0,60%. Adapun, harga cabai merah di sejumlah pasar di Kota Padang masih dijual di kisara harga Rp38.000 hingga Rp40.000 per kg, naik tipis dari pekan sebelumnya yang masih di kisaran Rp36.000 hingga RP40.000 per kg.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan dalam waktu dekat operasi pasar untuk komoditas cabai merah mungkin dilakukan oleh Bulog. Karena selama ini, untuk Sumbar komoditas yang dilakukan OP oleh Bulog hanya beras, jagung, dan kedelai.
?Melalui TPID, Pak Gubernur sudah surati supaya Bulog juga bisa menggelar operasi pasar untuk komoditas cabai di Sumbar,? katanya.
Meski begitu, dia mengakui OP hanya bersifat stimulus sesaat. Untuk jangka panjang diperlukan langkah struktural, mulai dari pengaturan musim tanam, penamenan, hingga alur distribusi.
Langkah lainnya, adalah pemda menjalin kerjasama dengan daerah penghasil cabai yang sudah kelebihan pasokan, untuk memastikan pasokan di daerahnya terpenuhi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement