Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CEO Wells Fargo Mundur di Tengah Skandal Pembukaan Rekening Fiktif

CEO Wells Fargo Mundur di Tengah Skandal Pembukaan Rekening Fiktif Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank terbesar kedua di Amerika Serikat, Wells Fargo, mengumumkan bahwa CEO John Stumpf telah mengundurkan diri di tengah skandal praktik pembukaan rekening fiktif.

Ia akan digantikan oleh presiden dan direktur operasional saat ini, Timothy Sloan. Sementara itu, ketua independen bank, Stephen Sanger, akan mengambil alih jabatan sebagai ketua dewan. Bulan lalu, bank mengatakan bahwa Stumpf, yang dibayar sebesar US$ 19,3 juta pada tahun lalu, tidak akan menerima gaji selama penyelidikan berlangsung.

"Saya sangat berkomitmen dan berfokus pada pengelolaan perusahaan selama periode ini, namun saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri demi kebaikan perusahaan," kata Stumpf, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Wells Fargo telah memecat lebih dari 5.000 karyawan yang terlibat skandal menyangkut pembukaan rekening tanpa izin nasabah, untuk mencapai target penjualan.

Mantan kepala divisi bisnis ritel, Carrie Tolstedt, kehilangan bonusnya sebesar US$ 19 juta dan keluar dari perusahaan tanpa menerima pembayaran gaji. Wells Fargo menyatakan akan melakukan pengecekan terhadap seluruh simpanan nasabah untuk melihat apakah akun mereka diotorisasi.

Bank juga akan menghubungi ratusan ribu nasabah dengan kartu kredit yang valid untuk mengetahui apakah mereka menginginkan atau membutuhkan kartu-kartu tersebut. Untuk ke depannya, email konfirmasi akan dikirimkan kepada nasabah dalam waktu satu jam setelah pembukaan rekening deposito baru.

Wells Fargo menghadapi serangkaian penyelidikan federal dan negara bagian, termasuk dari Kejaksaan Amerika, setelah terbongkarnya praktik ilegal dalam hal pembukaan rekening, target penjualan dan kompensasi insentif dalam operasional bank.

Investigasi yang telah dilakukan menemukan fakta bahwa untuk mencapai target penjualan dan agar bisa memperoleh insentif yang lebih besar dari bank, karyawan secara ilegal telah mendaftarkan lebih dari 2 juta rekening deposito dan kartu kredit, tanpa persetujuan nasabah.

The US Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) menjatuhkan denda kepada Wells Fargo sebesar US$ 185 juta setelah terbukti secara ilegal membuka rekening nasabah untuk meningkatkan target penjualan. Selain itu, bank yang berbasis di San Fransisco tersebut juga harus membayar US$ 5 juta kepada nasabah yang dirugikan. Beratnya pelanggaran yang dilakukan membuat Well Fargo harus membayar denda terbesar yang pernah dijatuhkan oleh CFPB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: