Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, NPL BCA Naik Dua Kali Lipat di September Ini

Duh, NPL BCA Naik Dua Kali Lipat di September Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan adanya peningkatan rasio kredit masalah (nonperforming loan/NPL) perseroan. Hingga akhir September 2016 NPL perseroan tercatat sebesar 1,5 persen naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan NPL di September 2015 yang berada di level 0,7 persen.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun ini BCA membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp3,1 triliun untuk mempertahankan kecukupan kerugian nilai aset keuangan sehingga rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201 persen.

"Di sisi likuiditas, dan basis permodalan, kami mempertahankan posisi yang solid dengan rasio kredit terhadap pendanaan (loan funding ratio/LFR) mencapai 77,3 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 21,5 persen," katanya di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Memang, pada kuartal ketiga ini kredit perseroan mencapai Rp386,1 triliun tumbuh 5,8 persen dari penyaluran kredit di periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Ia mengungkapkan kredit konsumer mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen yoy menjadi Rp106,4 triliun di mana dalam portfolio kredit konsumer ada kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 7,3 persen yoy menjadi Rp62,2 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) meningkat 9,5 persen menjadi Rp34,6 triliun, dan kredit kartu kredit naik 8,6 persen menjadi Rp9,7 triliun.

"Sedangkan kredit korporasi mencapai Rp133,3 triliun, naik 5,7 persen dibandingkan posisi yang sama tahun 2015, sementara kredit komersial dan UKM tercatat sebesar Rp146,5 triliun meningkat 4,4 persen yoy," ungkapnya.

Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,7 persen menjadi Rp493,1 triliun pada akhir September 2016. Hasil tersebut ditopang oleh pertumbuhan giro dan tabungan (casa) yang berkontribusi sebesar 78,2 persen terhadap total dana.

Dana CASA tumbuh Rp31,7 triliun atau 8,9 persen yoy menjadi Rp385,4 triliun pada akhir Sepember 2016). Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp126,2 triliun, sedangkan dana tabungan meningkat 8,4 persen yoy menjadi Rp259,2 triliun. Dana deposito perseroan stabil di angka Rp107,7 triliun.

"Memasuki akhir tahun ini, kami akan fokus dalam mengelola aset dan liabilitas secara aktif sekaligus mengedepankan efisiensi operasional guna mencapai hasil kinerja positif yang berkelanjutan. Di tengah situasi penuh tantangan, penyediaan produk dan layanan yang berkualitas merupakan dasar utana dalam mempertahankan kepercayaan nasabah. Kebijakan tax amnesty pemerintah juga telah memperoleh respons yang positif dan kami percaya bahwa kebijakan tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi Indonesia ke depannya," tukas Jahja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: