Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Perubahan dan inovasi dipercayai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
"Pemerintah memiliki komitmen untuk mempercepat pertumbuhan dengan investasi dalam pembangunan manusia (human development), terutama di bidang pendidikan dan kesehatan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang S Brodjonegoro di Nusa Dua, Sabtu (29/10/2016).
Bambang menjadi salah satu pembicara kunci dalam acara Regional UnConference yang diadakan oleh Alumni Eisenhower Fellowship di Nusa Dua, Bali. Bambang Brodjonegoro adalah alumni Eisenhower Fellow tahun 2002. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan terwujud melalui adopsi sains, teknologi, dan promosi inovasi.
"Tantangan inovasi adalah investasi dalam penelitian dan perkembangan. Indonesia masih tertinggal, baru 0,1 persen dari produk domestik bruto atau GDP," kata Bambang.
Konferensi sehari dengan format UnConference yang mengundang semua partisipan untuk aktif dalam diskusi yang mencari solusi atas sejumlah isu penting ini mengambil tema ASEAN Unity Through Changes and Innovation.
Acara dihadiri oleh 100-an alumni dari kawasan ASEAN, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Australia. ?Selain Bambang Brodjonegoro, pembicara kunci lainnya adalah Co-Founder dan Honorary Chairman ACER DR Stan Shih dan Wakil Dewan Eksekutif Eisenhower Fellowship Christine Todd Whitman.
Menurut Bambang, salah satu inovasi yang tengah didorong untuk diberlakukan di ASEAN adalah menerapkan single visa untuk pengunjung di luar kawasan ASEAN untuk masuk ke negara-negara di kawasan ASEAN, semacam visa schengen yang diterapkan oleh Uni Eropa.
"Kita ingin menempatkan negara-negara di ASEAN sebagai pasar bersama untuk industri pariwisata," sebutnya.
Bambang menegaskan sektor pariwisata menjadi sumber penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. "Kontribusinya terhadap GDP kian besar," ujar Bambang.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menggarisbawahi pentingnya membangun kesadaran kaum muda tentang kehadiran ASEAN juga peran pentingnya dalam membangun masyarakat bersatu di kawasan ini.
"Perubahan harus dilakukan oleh ASEAN, termasuk bagaimana membangun komunikasi ke kalangan muda, mengenai ASEAN. Kita harus berubah," kata Mari Elka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement