Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CEO di Indonesia Alokasikan Dana Transformasi Digital Paling Rendah

CEO di Indonesia Alokasikan Dana Transformasi Digital Paling Rendah Kredit Foto: Leli Nurhidayah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi membawa manfaat besar bagi dunia industri baik dari segi efisiensi maupun produktivitas. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan digitalisasi, perusahaan atau organisasi sering dihadapkan pada masalah penyimpanan data.

Teknologi penyimpanan flash NetApp menjadi salah satu solusi dari masalah ini. Teknologi flash akan membantu perusahaan dalam menyimpan data dengan kapasitas yang besar serta mengurangi biaya listrik dan data center.

70% perusahaan di Indonesia mulai terpikir untuk menggunakan teknologi flash. Saat ini sektor IT dalam sebuah perusahaan bukan hanya sebagai operasional, namun penentu arah bisnis perusahaan. Di era digital perusahaan perlu untuk mengikuti perkembangan teknologi.

IDC mencatat tren penggunaan teknologi penyimpanan berbasis All Flash Array mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai nilai US$794,8 juta pada kuartal pertama 2016 atau naik sekitar 87,4 persen dari kuartal pertama tahun sebelumnya.

Indonesia and Phillipines Country Manager IDC, Sudev Bengah menjelaskan kebutuhan perusahaan dan aspirasi dari CIO terus meningkat dan terus berubah. Meskipun 60-70% CEO di Indonesia dan Filipina sangat mendukung trasnformasi digital, namun mereka m?emiliki alokasi bujet paling rendah.

"CEO perusahaan menginginkan transformasi namun memilih untuk menyimpan bujetnya. Mereka enggan mengeluarkan uang untuk transformasi tersebut," katanya di Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Indonesia adalah negara dengan pengeluaran bujet terendah untuk proyek transformasi di kawasan Asia Tenggara. Walaupun di sisi lain, para CEO nya sangat mendukung, faktanya Desember 2015, semua orang memotong bujet mereka.

Migas misalnya memotong bujet hingga 50 persen dan Manufaktur hingga 15 persen. Satu-satunya yang meningkat adalah ritel hingga 5 persen karena mereka menghadapi kompetisi besar dari e-commerce.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Leli Nurhidayah
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: