Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Diminta Intervensi Harga Cabai

Pemerintah Diminta Intervensi Harga Cabai Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mendorong pemerintah untuk mengintervensi harga cabai merah yang kini dibanderol mahal sekitar Rp90 ribu per kilogram (kg).

"Cabai merah yang harganya merangkak naik perlu pengendalian khusus," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Kecuk sapaan akrabnya mengatakan kelompok bahan makanan yang selama ini menjadi pendorong utama inflasi pada Oktober justru mengalami deflasi sebesar 0,21% dengan andil -0,03%. Ia menyebutkan sejumlah barang yang mendorong deflasi pada kelompok bahan makanan adalah bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan kacang panjang.

"Meksipun secara umum bahan makanan mengalami deflasi, namun yang perlu diperhatikan yakni cabai merah," tambahnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menyatakan bahwa membuka keran impor menjadi salah satu cara untuk mengendalikan harga cabai.

"Kalau mau paling gampang dengan impor. Kalau pemerintah tidak intervensi harga, ya harus impor. Itu tidak haram kok,"? ujar dia.

Sasmito mengungkapkan Indonesia pernah membuka keran impor cabai dari Vietnam saat harganya di dalam negeri tengah bergejolak. Namun memang harus diakui cabai asal negara tersebut tidak seenak cabai yang dihasilkan di Indonesia.

"Pernah kita impor dari Vietnam. Tapi kurang sedap, tidak cocok rasanya di lidah kita. Karena kurang pedas, tidak seenak cabai merah kita," tambahnya.

Meski demikian, ia meyakini gejok harga ini tidak akan berlangsung lama. Ia memperkirakan paling lama kenaikan harga ini hanya berlangsung selama tiga bulan, hingga komoditas sayuran tersebut kembali memasuki masa panen.

"Kalau mau sabar ya tunggu tiga bulan, sampai berbuah lagi. Tapi ini (gejolak harga) cuma sebentar kok, musiman saja. Makanya pemerintah perlu memutuskan, perlu atau tidak adanya intervensi," tegasnya.

Sebelumnya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan tingginya harga cabai bukan disebabkan kekurangan stok, tetapi petani takut memanen cabai karena sedang musim hujan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: